Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Hari Kesehatan Sedunia, Jaga Dokter dan Tenaga Medis di Garda Terdepan Corona

Fahmi Firdaus , Jurnalis · Rabu 08 April 2020 20:15 WIB
https: img.okezone.com content 2020 04 08 620 2196301 hari-kesehatan-sedunia-jaga-dokter-dan-tenaga-medis-di-garda-terdepan-corona-UNAqeowu9o.jpg
A A A

DI tengah pandemi virus corona (COVID), dunia memperingati World Health Day yang jatuh pada Selasa (7/4/2020).

Perayaan World Health Day tahun ini mengambil tema 'Support nurses and midwives' atau 'Dukung perawat dan bidan'. Hal ini untuk memberikan penghargaan dan perjuangan kepada tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, momen ini saat yang tepat untuk mengucapkan terima kasih kepada semua tenaga medis di seluruh dunia yang berjibaku menangani pasien COVID-19. Bahkan tampilan laman awal Google versi ponsel pintar, tepatnya di bawah kolom pencarian tertulis “To all doctors, nurses, and medical workers, thank you”. Logo ‘e’ di Google juga di gambarkan seperti tenaga medis yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

(Baca Juga : Dokter Gigi Meninggal Dunia Usai Positif Corona)

Mengutip situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (8/4/2020), pekerjaan perawat dan bidan berperan penting dalam menjaga dunia agar orang-orang tetap sehat. Terlebih dalam situasi pandemi corona COVID-19 saat ini.

Selain merawat pasien terinfeksi corona COVID-19, yang jumlah kasusnya kian banyak, perawat dan bidan harus melawan ketakutan.

(Baca Juga : IDI Kembali Berduka, 2 Dokter Gugur di Tengah Pandemi Corona)

Hari Kesehatan Dunia 2020 juga menyoroti status keperawatan di seluruh dunia. WHO akan membuat serangkaian rekomendasi untuk memperkuat tenaga keperawatan dan kebidanan. Adapun tugas lainnya adalah harus mencakup kesehatan universal, kesehatan ibu dan anak, penyakit menular dan tidak menular termasuk kesehatan mental, kesiapsiagaan dan tanggap darurat, hingga keselamatan pasien.

"Di Hari Kesehatan Dunia kami memastikan bahwa tenaga kerja keperawatan dan kebidanan cukup kuat untuk memastikan bahwa setiap orang, di mana pun mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan," tulis keterangan resmi WHO.

(Baca Juga : Lebih dari 20 Dokter Meninggal, Sebagian Dokter Gigi dan THT)

Di tengah peringatan hari kesehatan dunia, kabar duka menghampiri para tenaga medis di sejumlah wilayah di Indonesia. Sudah banyak tenaga medis, termasuk dokter yang gugur setelah terpapar virus corona. Salah satunya disebabkan ketidakjujuran pasien saat memeriksakan diri yang membuat dokter sebagai garda terdepan sangat rawan terjangkit covid-19.

Follow Berita Okezone di Google News

Sampai saat ini, jumlah dokter yang meninggal dunia karena terpapar corona sebanyak 31 orang dan merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Termasuk dr. Bernedette Albertine Fransisca T, Sp. THT -KL yang berasal dari kota Makassar. Kepergian, dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) menambah catatan panjang dokter meninggal karena virus corona.

Sedangkan di Jakarta, sebanyak 130 tenaga medis terinfeksi virus corona (COVID-19) yang tersebar di 41 rumah sakit, 1 klinik, dan 1 puskesmas.

(Baca Juga : Dokter Naek L Tobing Meninggal, Begini Cara Cegah Kanker Lambung yang Perburuk Kondisi Pasien Corona)

"Dari 130 tenaga medis yang positif, 21 di antaranya sembuh," kata Ketua II Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta Catur Laswanto dalam siaran tertulisnya, Rabu (8/4/2020).

Pemprov DKI masih terus melakukan rapid test di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP).

Ketua Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Marhaen Hardjo, meminta kepada masyarakat yang memiliki gejala-gejala mengarah terkena virus corona untuk jujur ketika memeriksakan diri di rumah sakit atau puskesmas.

(Baca Juga : 3 Dokter Muslim Meninggal akibat Corona)

Pihaknya melakukan riset bahwa angka kematian dokter tinggi didapatkan lewat penanganan pasien yang bukan positif covid-19 di rumah sakit rujukan, tapi pasien yang sebenarnya masuk kategori PDP namun tidak jujur akhirnya menularkan ke dokter.

"Penyakit covid-19 bukan aib, jadi jujurlah biar tidak kena orang lain dan nyawa sendiri juga bisa selamat dengan ditangani cepat,” tandasnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini