JAKARTA - Bagi hampir seluruh masyarakat, Ramadhan tahun ini sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, tak sedikit aktifitas Ramadhan yang tidak bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah meluasnya persebaran COVID-19.
Masyarakat pun menjawab riset SurveySensum tentang apa saja aktifitas mereka yang terdampak COVID-19, atau yang membuat berbeda dari Ramadhan sebelumnya.
“Dari beberapa pilihan yang kami ajukan, yang paling besar dampaknya menurut masyarakat adalah rutinitas mereka beribadah di masjid. Setidaknya ada 62 persen masyarakat yang mengakui hal tersebut,” ujar CEO SurveySensum & NeuroSensum, Rajiv Lamba, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Selain itu begitu banyak interaksi sosial yang tidak bisa dilakukan. Sebanyak 43 persen masyarakat mengungkapkan yang berbeda dari Ramadhan tahun ini. Dibanding tahun lalu, kesempatan bertemu teman atau keluarga untuk berbuka puasa bersama tentu jauh berkurang.” Survei digelar pada 18 sampai 20 April 2020 dengan 500 responden di 10 kota besar di Indonesia.
(Baca Juga : Adzan Berkumandang di Australia, Warga Kaget Sampai Pengendara Mobil Berhenti)
Tradisi Ramadhan lainnya yang menurun adalah sahur on the road dan ngabuburit bersama teman dan keluarga di luar rumah. Riset SurveySensum menunjukkan, setidaknya ada 43 persen masyarakat yang mengurangi interaksi sosial khas Ramadhan tersebut.
Ini belum termasuk 25 persen masyarakat yang semakin jarang menyiapkan hidangan spesial Ramadhan dan 25 persen lain yang membatalkan rencana memperbaiki atau mengecat rumah. Menurut Rajiv, dari sini terlihat bahwa kebanyakan masyarakat tidak berencana mengundang teman atau keluarga ke rumah seperti Ramadhan sebelumnya.
Dengan begitu banyaknya waktu yang dihabiskan di rumah, kegiatan dalam rumah yang dilakukan masyarakat selama bulan Ramadhan tahun ini lebih bervariasi. Setidaknya 67 persen masyarakat lebih sering menonton televisi, dan 55 persen masyarakat lebih sering menonton video YouTube serta berselancar di media sosial. Bermain gim video pun dilakukan oleh 1 dari 3 masyarakat di Indonesia.
(Baca Juga : Spiritual Parenting di Masa Pandemi Corona)
“Karena aktifitas di dunia digital meningkat, pengeluaran masyarakat untuk kategori digital pun naik. Pengeluaran 23 persen masyarakat untuk pulsa internet di ponsel lebih besar dibanding Ramadhan tahun lalu. Begitu pula pengeluaran untuk berlangganan internet di rumah bagi 18 persen konsumen kami,” tutur Rajiv.
Paket berlangganan produk digital pun turut mengalami kenaikan. Sekitar 11 persen konsumen mengeluarkan uang lebih banyak untuk berlangganan aplikasi edukasi elektronik dan 9 persen konsumen untuk berlangganan aplikasi streaming film. Ini belum termasuk 8 persen konsumen yang membeli paket token dalam aplikasi gim online.
(Baca Juga : Ustadz Zacky Mirza Ungkap Hikmah Puasa Ramadhan saat Pandemi COVID-19)
Kesibukan di luar dunia digital tak seluruhnya ditinggalkan selama pandemic COVID-19. Masyarakat lebih sering melakukan kegiatan seperti berkebun, memasak, membersihkan rumah, membaca buku, dan berolahraga. Pada bulan Ramadhan ini, lebih dari 50 persen konsumen mengisi waktu dengan berkebun, bersih-bersih, dan memasak.
Follow Berita Okezone di Google News