Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Cermati 3 Indikator Kesehatan Masyarakat

Leonardus Selwyn Kangsaputra, Jurnalis · Selasa 26 Mei 2020 15:21 WIB
https: img.okezone.com content 2020 05 26 620 2219799 pandemi-covid-19-belum-berakhir-cermati-3-indikator-kesehatan-masyarakat-zcqWuiR8Va.jpg Ilustrasi (Foto : Shutterstock)
A A A

Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia dan Indonesia masih belum berakhir. Pemerintah menyatakan, indikator kesehatan masyarakat sangat diperlukan untuk menentukan kondisi yang terjadi di suatu daerah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Prof. drh. Wiku Adisasmito, mengatakan World Health Organization (WHO) menganjurkan setiap negara untuk menetapkan indikator kesehatan masyarakat yang bertujuan menentukan apakah daerah tersebut siap untuk melakukan aktivitas sosial ekonomi di masa depan.

Prof Wiku menjelaskan ada tiga aspek utama dari indikator kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan, yaitu: Epidemiologi, Surveilans Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan. Ketiga indikator tersebut berlaku untuk setiap daerah tetapi gambarannya berbeda-beda.

“Gambaran epidemiologi harus ada penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu setelah puncak terakhir. Mereka (daerah) dianggap bagus apabila selama dua minggu sejak puncak terakhir targetnya 50 persen penurunannya. Jadi kalau tidak menurunnya 50 persen selama dua minggu belum bisa dianggap baik,” terang Prof Wiku, dalam siaran langsung di Graha BNPB, Selasa (26/5/2020).

(Baca Juga : Pulang Bekerja, Lakukan 6 Langkah Ini agar Tak Bawa Virus Corona ke Rumah)

Prof Wiku

Oleh sebab itu, seluruh masyarakat dan pemerintah diwajibkan menurunkan kasus positif Covid-19 dengan cara menerapkan protokol kesehatan. Prof Wiku menjelaskan jika seseorang menjalankan protokol kesehatan secara kolektif pasti jumlah kasus positif Covid-19 juga akan turun dengan sendirinya.

Follow Berita Okezone di Google News

“Jumlah kasus positif kan ada ODP PDP atau biasa disebut dengan probable. Itu juga kasusnya selama dua minggu harus turun lebih besar atau sama dengan 50 persen. Jadi pokoknya semua diharapkan harus turun. Tapi konsisten turunnya selama dua minggu. Maka harus menjaga prestasi turun bukan prestasi naik turun,” lanjutnya.

Selain itu jumlah orang yang meninggal dari kasus positif juga harus menurun. Meski demikian, dalam kategori ini tidak ada target jumlah penurunannya. Intinya, angka kematian harus turun secara terus-menerus. Ia menyebut jka semua kasus infeksi virus corona turun, maka bisa dikatakan indikator epidimiologi daerah tersebut dianggap bagus.

Tes Corona

“Untuk surveilans kesehatan masyarakat, kita pastikan jumlah pemeriksaan laboratorium harus meningkat. Jadi harus ada banyak orang diperiksa laboratorium namun banyak yang negatif. Jangan sampai jumlah yang diperiksanya sedikit jadi terlihatnya turun. Kalau enggak di periksa akan turun hinga menjadi nol lama-lama. Ketika pemeriksaannya naik jumlah positif harus kecil di bawah lima persen,” tambahnya.

Terakhir dari sektor pelayanan kesehatan, Prof Wiku mengharapkan daerah bisa berpartisipasi dengan baik. Dengan kolaborasi yang baik, maka pemerintah akan mendapat data dengan akurat. Nantinya data tersebut akan dipakai untuk mengetahui jumlah tempat tidur untuk pasien rawat inap, alat pelindung diri (APD) dan juga ketersediaan peralatan.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini