JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, kenaikan jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Ibu Kota disebabkan oleh adanya testing yang masif. Dengan begitu, jumlah orang yang terpapar penyakit ini semakin banyak terdeteksi.
"Kami melihat kalau angka naik itu bukan semata-mata wabahnya meningkat, berarti kita berhasil menemukan orang-orang yang positif, kenapa? Karena kami semua tahu, wabahnya masih ada di dunia," kata Anies di Jakarta Utara, Sabtu (13/6/2020).
Menurut dia, jika angka kasus positif Covid-19 kecil disebabkan kurangnya testing, maka itu justru akan membahayakan masyarakat.
"Jadi jangan sampai malah begini kurangin tesnya supaya angkanya kecil, itu gak boleh, bahaya sekali. Kurvanya akan turun tapi tesnya kita kurangin, jangan,” ucapnya.
“Tes kita itu sekarang malah digenjot, ditambah dan orang-orang pikir 'pak kan jadi angkanya naik', tapi yang ketahuannya bertambah. Kami berkepentingan melindungi setiap warga negara Indonesia," terang Anies.
Baca Juga: Dokter Reisa: Hati-Hati Pasar Tradisional Rentan Covid-19
Anies menambahkan, sebelum melakukan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu, pihaknya sudah mencermati tiga indikator terlebih dahulu, yakni epidemiologi, kesehatan masyarakat, dan fasilitas kesehatan.
DKI Jakarta sendiri, lanjut dia, sudah mencapai skor atau angka aman pada tiap indikatornya. Sehingga atas dasar itulah pihaknya bisa melonggarakan pembatasan sosial.
Sementara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah kasus positif corona di Jakarta bertambah 121 atau naik dari 8.740 menjadi 8.861 orang. Sebanyak 3.840 di antaranya sembuh dan 548 meninggal dunia per hari ini.
Follow Berita Okezone di Google News
(abp)
