TAHUN ajaran baru 2020/2021 telah dimulai walau Pandemi Covid-19 masih berlangsung. Meski begitu, tidak semua kegiatan belajar mengajar memerlukan tatap muka.
Pasalnya, masih ada kekhawatiran virus corona dapat menyebar kepada anak-anak, lantaran beberapa penelitian menyebut bahwa anak-anak tidak rentan terhadap Covid-19. Namun memang, anak-anak jarang alami komplikasi serius atau memerlukan rawat inap.
Meski demikian para peneliti mengatakan kondisi ini bukan berarti guru dan siswa didik dapat mengabaikan jaga jarak dan tindakan pencegahan keselamatan di ruang kelas. Terutama jika sekolah berniat melakukan pengajaran secara tatap muka dalam waktu kurang dari dua bulan.
"Ini seharusnya tidak menjadi perdebatan untuk mengembalikan anak-anak ke sekolah, tetapi bagaimana caranya mengembalikan anak-anak ke sekolah dengan aman," kata Pakar Penyakit Menular Anak di NYU Langone Health, New York, dr. Jennifer Lighter, melansir NBC News.
Dokter Jennifer mengatakan, saat ini sebenarnya bukan waktu yang tepat untuk meminta anak-anak hadir secara tatap muka di sekolah. Tapi jika terpaksa, sekolah perlu menerapkan kebijakan yang memungkinkan siswa untuk menjaga jarak di dalam ruangan dan menghindari kontak dekat dalam waktu lama.
Baca Juga: Hari Pertama Sekolah Jadi Trending, Ini Postingan Mendikbud hingga Netizen
Cara tersebut bisa dilakukan dengan mengurangi kapsitas kelas, mengatur ulang meja untuk memastikan anak-anak tidak berkumpul bersama atau berhadapan satu sama lain. Selain itu memindahkan kelas olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya di luar ruangan.
Data di AS menunjukkan anak-anak membentuk sekitar 22 persen dari populasi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CEC), jumlah anak yang terkena Covid-19 hanya sebanyak 2 persen dari kasus virus corona sejauh ini.
Meski demikian, Profesor Pediatri di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee, dr. C. Buddy Creech, mengaku belum mengetahui penyebab terjadinya hal tersebut.
"Ini adalah pandemi yang aneh karena biasanya, anak-anak jadi korban pertama dan paling terdampak oleh infeksi virus pernapasan. Namun kondisi sekarang justru terbalik, orang dewasa dan terutama lansia lebih terkena dampaknya,” jelas Creech.
Follow Berita Okezone di Google News