JAKARTA - Dzulhijjah termasuk satu dari empat bulan haram atau mulia dalam Islam. Ada larangan menggelar peperangan pada bulan ini, lalu anjuran memperbanyak amalan. Bulan ini agung karena ada beberapa peristiwa besar dalam sejarah Islam terjadi. Ibadah haji dan ibadah Idul Adha dikerjakan pada bulan ini juga.
BMKG menyebutkan bahwa hilal saat matahari terbenam pada Selasa 21 Juli 2020 menjadi penentu awal masuknya Dzulhijjah atau atau berakhirnya Dzulqa’dah 1441 Hijriah.
Baca juga: 5 Amalan Sangat Dianjurkan di Bulan Dzulhijjah, Nomor 4 Paling Ringan Dikerjakan
Dalam keterangan tertulisnya dikutip dari laman resmi BMKG, Sabtu (18/7/2020), Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG menyebutkan, secara astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal Dzulhijjah bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah matahari terbenam pada 21 Juli 2020.
“Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Dzulqa’dah 1441 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat matahari terbenam pada tanggal 21 Juli 2020,” tulisnya.
Ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 21 Juli berkisar antara 6,53derajat di Merauke, Papua sampai dengan 8,72 derajat di Sabang, Aceh.
Elongasi di Indonesia saat matahari terbenam pada 21 Juli 2020 berkisar antara 7,76 derajat di Meurauke sampai dengan 9,45 derajat di Sabang.
Umur bulan di Indonesia pada 21 Juli berkisar antara 15,05 jam di Merauke sampai dengan 18,41 jam di Sabang.
Lag saat matahari terbenam di Indonesia pada 21 Juli nanti berkisar antara 32,90 menit di Merauke sampai dengan 42,14 menit di Sabang.
Baca juga: Ini 84 Lokasi Rukyatul Hilal Penentuan Idul Adha 1441 Hijriah
Sementara Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penetapan awal Dzulhijjah dan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah pada Selasa 21 Juli nanti. Rapat digelar di Kantor Kemenag RI, Jakarta.
Pemantauan hilal dilakukan di 84 titik pada 34 provinsi di Indonesia.
Follow Berita Okezone di Google News
(sal)
