Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Menanti Kehadiran Museum Santri Nusantara

Minggu 19 Juli 2020 16:47 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 19 620 2248805 menanti-kehadiran-museum-santri-nusantara-wdTOjqmgGs.jpg Bangunan Museum Santri Nusantara yang sedang dalam pembangunan (Foto: Ist)
A A A

MUSEUM Santri Nusantara di sebelah selatan Masjid Jami' Lasem, Rembang, Jawa Tengan terus dikebut pembangunannya, kendati wabah virus corona atau Covid-19 masih merebak.

Museum ini nantinya sangat fenomenal karena berisi lembaran kitab suci Alquran berjumlah 30 juz yang tersaji dalam bentuk kaligrafi kayu mirip lembaran daun pintu yang berjumlah ratusan.

Pustakawan di Masjid Jami’ Lasem, Abdullah Hamid mengatakan, progress pembangunan Museum Santri Nusantara saat ini mencapai 70 persen. Kelak kaligrafi kayu ayat-ayat kitab suci Alquran per halaman, yang jumlahnya sangat banyak tersebut, akan ditempatkan di lantai 3 museum.

“Bisa dibayangkan betapa banyaknya, lantai III penuh dengan daun pintu berisi ayat-ayat Alquran, sehingga membutuhkan tenaga dan biaya yang banyak juga. Dari segi anggaran, dengan segala ikhtiar insya Allah bisa. Tapi kalau ada masyarakat ingin memberikan kontribusi, kami persilakan,“ ujarnya, melansir dari laman Sindonews, Minggu (19/7/2020).

Baca juga: Siapa Sih Golongan Orang yang Terbebas Api Neraka? Ini Kata Aa Gym

Ia menjelaskan, benda-benda bersejarah yang sudah ditemukan selama ini nantinya akan ditaruh di lantai dua. Seperti mustoqo masjid, kayu dodo peksi kuno Masjid Lasem dan beragam benda lain. Sedangkan lantai satu berfungsi sebagai kantor, gudang dan fasilitas MCK.

“Lantai 2 dan 3 ini dibangun mulai awal tahun 2020. Jika masyarakat Lasem punya peninggalan bersejarah, monggo kalau mau dikontribusikan guna menambah perbendaharaan museum,“ paparnya.

Adapun arsitektur Museum Santri Nusantara menggabungkan antara konsep bangunan rumah gadang, khas Sumatera Barat, dengan rumah adat Jawa. Hal itersebut terinspirasi oleh tokoh ulama Lasem, Kiai Ma’shum yang merupakan keturunan Sultan Minangkabau, dan Kiai Baidhlowi, keturunan ningrat Jawa.

“Kami padukan rumah gadang dan rumah joglo. Bahkan untuk mengetahui lebih detail rumah gadang, kami sempat langsung berkunjung ke Sumatera Barat,“ kata dia.

Follow Berita Okezone di Google News

Ia berharap museum itu nantinya dapat melestarikan peninggalan sejarah Islam di wilayah Lasem dan sekitarnya.

Selain itu, pihak-pihak terkait diharapkan ikut membantu, mengingat pengelolaan museum tersebut tidak hanya berupa fisik bangunan, namun juga perlu pengisian barang, promosi termasuk edukasi. Untuk menghadirkan museum yang ideal lanjut Abdullah, dibutuhkan dana sekira Rp2,5 miliar.

“Kami akui pembangunan fisik relatif mudah ya, tapi yang sulit kan mengisi dan merawatnya. Semua ini butuh dukungan moril masyarakat dan pemerintah. Doakan prosesnya lancar, semoga tahun ini bisa selesai," tutupnya.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini