Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Bos BKPM: Sudah Enggak Zaman Lagi Halangi Investor Masuk Indonesia!

Aditya Pratama, Jurnalis · Selasa 21 Juli 2020 15:16 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 21 620 2249819 bos-bkpm-sudah-enggak-zaman-lagi-halangi-investor-masuk-indonesia-JAfv9al5YG.jpg Kepala BKPM (Foto: Setkab)
A A A

JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, bahwa pihaknya akan terus mempercepat proses investasi di Tanah Air. Dia menilai, saat ini bukan lagi zamannya untuk menunda atau menghalangin investor masuk ke Indonesia.

"Saat ini ekonomi sedang lesu akibat covid-19. Jadi sekarang bukan lagi zamannya menghalangi investor untuk berinvestasi. Sebab investasi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Bahlil saat proses groundbreaking pembangunan pabrik Meiloon di Subang, Jawa Barat, yang disiarkan secara virtual, Selasa (21/7/2020).

Baca Juga: Perjalanan Dinas PNS untuk Bangkitkan Pariwisata, Luhut: Jangan Dikritik 

Bahlil menegaskan pentingnya investasi bagi perekonomian Indonesia. Sebab dengan investasi, maka akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sedang lesu karena pandemi.

“Pertumbuhan ekonomi nasional kita ditopang oleh sektor konsumsi dan investasi. Jadi harus kita dorong agar cepat terealisasi” ujar Bahlil

Baca Juga: Ada Corona, Ekspor Durian Sumut Laris Manis ke China 

Sekadar infomasi, saat ini pemerintah sedang mendindaklanjuti rencana tujuh perusahaan asing relokasi atau investasi di Indonesia. Salah Satu dari ketujuh perusahaan tersebut yang telah berhasil memindahkan pabriknya ke Indonesia adalah PT Meiloon Technology Indonesia dari Taiwan.

“Meiloon mempunyai komitmen yang kuat untuk merelokasikan pabriknya dari China ke Indonesia. Dalam pemaparan kepada BKPM, mereka mengatakan bahwa akhir bulan ini sudah memproduksi, bahkan produknya berorientasi ekspor,” ungkap Bahlil

Meiloon sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di industri speaker, audio, video, elektronik. Nilai investasinya mencapai USD 90 juta atau setara dengan Rp1,2 triliun (kurs dolar Rp14.000) dan berpotensi menyerap 8.000 tenaga kerja.

Follow Berita Okezone di Google News

(dni)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini