Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Deflasi Juli Dinilai Tak Wajar, Begini Faktanya

Fakhri Rezy, Jurnalis · Sabtu 08 Agustus 2020 06:31 WIB
https: img.okezone.com content 2020 08 07 620 2258813 deflasi-juli-dinilai-tak-wajar-begini-faktanya-nzLxtAzlTO.jpg Grafik ekonomi (Shutterstock)
A A A

3. Inflasi Tahunan hingga Juli 2020 Terendah Sejak 20 Tahun

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kondisi itu memang disebabkan rendahnya permintaan barang dari masyarakat akibat keberadaan pandemi Covid-19. Akibatnya terjadi penurunan harga di sejumlah barang.

"Inflasi tahunannya terendah sejak Mei 2000. Jadi pada bulan itu inflasi 1,2%. Wajar atau tidak karena memang 2020 ini situasinya tidak wajar," ujar Suhariyanto.

4. Andil Terbesar Deflasi Juli 2020

Berdasarkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga terbesar, yaitu makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi 0,73% dengan andilnya 0,19%.

"Ada beberapa komoditas yang penurunan harga cukup tajam sehingga menyumbang deflasi. Pertama, bawang merah menyumbang deflasi 0,11%, daging ayam ras 0,04% dan bawang putih 0,03%," kata Kepala BPS Suhariyanto.

5. Daerah yang Alami Deflasi dan Inflasi Tertinggi

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, deflasi tertinggi di Manokwari. Sedangkan deflasi terendah di Gunungsitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk dan Bulukumba.

"Deflasi tinggi di Manokwari yaitu mencapai 1,09% karena ada penurunan harga bahan komoditas pangan lalu deflasi terendah Gunungsitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk mencapai 0,01%," jelasnya.

Sementara itu, inflasi tertinggi di Timika yaitu mencapai 1,45% dan terendah di Banyuwangi dan Jember 0,01%. "Kenaikan tarif angkutan udara membuat inflasi tinggi di Timika," katanya.(rzy)

Follow Berita Okezone di Google News

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini