Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

5 Fakta Indonesia di Ambang Resesi, Kuartal III Jadi Penentu

Kurniasih Miftakhul Jannah, Jurnalis · Minggu 09 Agustus 2020 11:03 WIB
https: img.okezone.com content 2020 08 08 620 2259152 5-fakta-indonesia-di-ambang-resesi-kuartal-iii-jadi-penentu-n8NNm1BWsJ.jpeg Grafik Ekonomi (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
A A A

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 mencapai minus 5,32%. Sebelumnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif 2,97% pada kuartal I-2020. Minusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah diprediksi banyak pihak imbas dampak pandemi virus corona atau Covid-19.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jika dibandingkan dengan triwulan I-2020 maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi minus 4,19%. Sementara kumulatif semester I terhadap semester I-2019 kontraksi 1,26%.

Baca juga: Erick Thohir: Kalau Lockdown Betapa Hancur Ekonomi Kita

Dengan pertumbuhan ekonomi yang minus, Indonesia terancam resesi. Namun, resesi terjadi jika pertumbuhan ekonomi kuartal III juga negatif.

Berikut adalah fakta ancama resesi ekonomi yang dilansir dari Okezone, Minggu (9/8/2020).

1.Penentuan di Kuartal III

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menjelaskan, ekonomi RI bisa disebut resesi, apabila nanti bulan Oktober, Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis angka pertumbuhan kuartal III-2020 negatif.

"Pada kuartal III-2020, dengan masih adanya pandemi ini, perekonomian masih akan terkontraksi. Tetapi dengan pelonggaran PSBB, kontraksi ekonomi yang terjadi akan lebih minim. Tidak akan sedalam kuartal II-2020," pungkas dia.

2. Antisipasi Resesi

Pemerintah Indonesia harus segera memikirkan nasib pelaku UMKM pada kuartal-III tahun 2020. Hal itu untuk menghindari badai resesi di Tanah Air, karena mengingat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 minus 5,32%.

"Saya sangat yakin jika stimulus itu diperhatikan kepada perekonomian rakyat, pedagang kecil, pasar, UMKM akan mampu meningkatkan perekonomian," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri.

Follow Berita Okezone di Google News

3. Strategi Pemerintah

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan strategi utama dalam mempercepat pemulihan ekonomi adalah melalui peningkatan belanja pemerintah. Optimalisasi belanja pemerintah melalui implementasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), peningkatan daya beli masyarakat dan dukungan di sektor diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi di triwulan III dan IV.

"Kami (pemerintah) pun telah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pembentukan itu akan meningkatkan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dalam menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Sehingga perencanaan dan eksekusi kedua target kesehatan dan ekonomi dapat berjalan beriringan dan tercapai sekaligus," jelas dia.

4. Pemasukan Seret

Menurut Perencana Keuangan Andi Nugroho, dampak paling terasa adalah pada pemasukan. Jika negara mengalami resesi maka pemasukan yang diterima masyarakat akan semakin sulit.

"Betul (resesi berpengaruh kepada pemasukan yang semakin seret)," ujarnya saat dihubungi Okezone.

5. Ancaman PHK

Andi menjelaskan, saat resesi yang paling ditakutkan adalah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebab, para perusahaan akan mengalami kesulitan.

PHK massal yang terjadi akan berpengaruh pada daya beli masyarakat. Sebab pendapatan menurun membuat masyarakat menahan belanjanya.

"Paling ditakutkan sebenarnya pengurangan karyawan. Otomatis juga akan mengurangi penghasilannya berkurang maka daya belinya akan berkurang," jelasnya. (kmj)

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini