JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah menilai utang Indonesia akan terus meningkat hingga akhir tahun. Hal ini seiring pandemi virus covid-19 akan terus terjadi hingga akhir tahun.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan II 2020 tercatat sebesar USD408,6 miliar setara Rp6.078 triliun (Kurs Rp14.874 per USD).
"Seperti di kebanyakan negara-negara lain di dunia. Utang akan meningkat terus kapanpun dan siapapun presidennya. Kecuali jika kita seluruh rakyat Indonesia memang ingin belanja pemerintah hanya sebesar penerimaannya yang artinya tidak dilakukan berbagai proyek dan pembangunan yang lebih besar," kata Piter saat dihubungi di Jakarta, Jumat (14/8/2020)
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Kuartal II Tembus Rp6.078 Triliun
Utang akan terus meningkat selama pemerintah masih memberikan stimulus pelonggaran pajak sebagai bagian dari bantuan kepada dunia usaha selama wabah.
"Dan di sisi lain pemerintah masih memberikan banyak bantuan sosial kepada masyarakat terdampak, memberikan bantuan penanggulangan wabahnya sendiri," imbuhnya.
Dia menambahkan utang adalah konsekuensi dari defisit anggaran. Pasalnya, utang ini dilakukan dalam menganggarkan belanja yang lebih besar dari pada penerimaan pemerintah.
"Misalnya untuk pembangunan infrastructure, atau juga untuk menanggulangi wabah sekarang ini, maka defisit akan melebar dan utang semakin meningkat, termasuk didalamnya utang luar negeri," tandasnya.
Follow Berita Okezone di Google News