Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Cerita Perjuangan Santri Rebut Kemerdekaan, Wamenag Singgung Fatwa Revolusi Jihad

Minggu 30 Agustus 2020 15:26 WIB
https: img.okezone.com content 2020 08 30 620 2269813 cerita-perjuangan-santri-rebut-kemerdekaan-wamenag-singgung-fatwa-revolusi-jihad-xuD6VmKdnZ.JPG Wakil Menteri Agama RI, KH Zainut Tauhid Sa'adi (Foto: Kemenag.go.id)
A A A

WAKIL Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi menyebut, kaum santri sejak zaman perjuangan kemerdekaan telah memiliki kecintaan besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu disampaikannya saat berdialog dengan ratusan santri Pondok Pesantren Darul Ma'arif Ciamis, Jawa Barat.

"Kita kenal misalnya Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, dan sebagainya. Mereka adalah tokoh agama, ulama, kiai, ajengan yang rela berjuang untuk kemerdekaan," ungkap Wamenag, dilansir dari website resmi Kemenag, Minggu (30/8/2020).

Menurut dia, peran para tokoh pesantren dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangatlah vital. Salah satunya Fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari yang kemudian berdampak pada terusirnya tentara sekutu dari bumi Indonesia.

"Kalau bukan karena peran para kiai dan santri saat itu, sulit rasanya mempertahankan kemerdekaan. Berkat fatwa resolusi jihad yang dikeluarkan, kiai dan santri yang tersebar di seluruh Pulau Jawa kemudian berkumpul untuk mengusir Sekutu," tuturnya.

Baca juga: Adab Bertamu dan Menjamu Tamu Sesuai Tuntunan Rasulullah

"Peristiwa ini yang kemudian selalu kita peringati setiap tanggal 10 November sebagai hari pahlawan. Ini sebenarnya untuk mengenang jasa para syuhada, para kiai, para santri yang gugur pada saat itu," tambah dia.

Lebih lanjut Wamenag mengatakan, peran para santri terus berlanjut di masa sekarang. "Sudah banyak orang-orang yang dulunya belajar di pesantren, sekarang sudah banyak yang berhasil menjadi pemimpin di negeri ini," kata dia.

"Anda semuanya sebagai santri, jangan merasa minder. Jangan kecil hati. Karena bukan saja sudah terbukti pesantren menghasilkan pintar, cerdas, tapi juga generasi yang berakhlak mulia," ucapnya.

Wamenag melanjutkan, hingga hari ini dirinya adalah seorang santri. Salah satu kebanggaan menjadi santri kata dia, yakni kemauannya untuk terus menuntut ilmu dan belajar.

Follow Berita Okezone di Google News

"Saya, selamanya adalah santri. Dengan demikian, saya tidak akan berhenti belajar. Saya niscaya akan menjadikan budak, bagi siapa pun yang mengajarkan (ilmu pengetahuan) kepada saya meskipun hanya satu huruf saja," papar dia.

"Ini sesuai dengan ungkapan Sayyidina Ali; man ‘allamani harfan sirtu lahu ‘abdan," imbuhnya.

Pada kesempatan ini, turut hadir mendampingi Wamenag, Kakanwil Kemenag Jabar Adib, Direktur Bina KUA Muharram Marzuki, dan Direktur KSKK Madrasah A.Umar.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini