Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Lacak Corona, WHO Percaya Hasil Rapid Test Covid-19

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Selasa 29 September 2020 16:31 WIB
https: img.okezone.com content 2020 09 29 620 2285477 lacak-corona-who-percaya-hasil-rapid-test-covid-19-hBKUZjXmnJ.jpg Ilustrasi (Foto : Medicaldaily)
A A A

Dari penjelasan tersebut, bisa dimaknai bahwa Anda kurang beruntung jika Anda mencoba untuk menentukan apakah penyakit flu pada Februari lalu itu benar-benar Covid-19. Terlebih, implikasi lainnya adalah bahwa apa yang disebut 'kekebalan' itu tidak ada.

Jika pengujian antibodi saat ini tidak cukup baik untuk membuktikan seseorang mengidap Covid-19, maka Rapid Test tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan dokumentasi apapun yang bisa menjelaskan hal lanjutannya.

"Faktanya, Rapid Test dipilih banyak rumah sakit untuk dapat cepat memeriksa kekebalan Covid-19 sekarang ini," tulis peneliti. Terkait itu semua, PCR Test masih jadi pengujian yang efektif menentukan apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Hal yang menjadi kekurangan dari Rapid Test adalah kekhawatiran tes hanya mampu mengenali antibodi dari virus yang baru terdeteksi, tetapi melewati pasien lama yang sudah terinfeksi paru-parunya. Oleh karena itu, penelitian semacam itu akan selalu menghasilkan persentase imunitas yang lebih rendah dalam komunitas.

Rapid Test

Meski negitu, Rapid Test tetap memiliki kegunaan potensial dalam penelitian. Salah satunya melibatkan evaluasi pasien individu dengan kecurigaan klinis yang sangat mengarah pada Covid-19. Rapid Test juga dilakukan apabila pasien atau unit fasilitas kesehatan tidak memiliki akses tes PCR.

Menjadi informasi yang perlu diketahui masyarakat bahwa Rapid Test itu melihat adanya IgM, IgG, dan IgA yang semuanya itu merupakan jenis imunoglobulin berbentuk Y atau antibodi sederhananya.

Nah, Antibodi IgM itu muncul belakangan dari Covid-19 dibandingkan virus lainnya. Lalu, IgG itu dapat dideteksi dua minggu setelah infeksi terjadi. Sedangkan untuk IgA, ini tidak sebaik membedakan SARS-CoV2 dibandingkan virus corona lainnya.

Dr Angela Caliendo yang terlibat dalam pembuatan makalah ini menekankan bahwa sejauh ini alat Rapid Test yang ada di publik itu tidak ada yang mencapai angka sensitivitas setidaknya 96 persen.

Follow Berita Okezone di Google News

(hel)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini