Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Menko Luhut Bocorkan Ekonomi RI Minus 2,9%, Ini 4 Fakta Indonesia Resesi

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis · Sabtu 24 Oktober 2020 09:43 WIB
https: img.okezone.com content 2020 10 23 620 2298446 menko-luhut-bocorkan-ekonomi-ri-minus-2-9-ini-4-fakta-indonesia-resesi-KwaQ3Lco2Z.jpg Resesi Ekonomi (Foto: Shutterstock)
A A A

JAKARTA - Indonesia masuk jurang resesi akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Hal ini dibocorkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut bilang, ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan minus 2,9%.

Jika pertumbuhan ekonomi minus, maka bisa dipastikan Indonesia masuk jurang resesi. Sebab, pada kuartal II-2020, ekonomi Indonesia juga minus 5,32%.

Negara terjadi resesi jika pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut minus. Sebelum Luhut, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengirim sinyal bahwa ekonomi Indonesia minus pada kuartal III-2020.

Baca Juga: Indonesia Resesi, Kemiskinan hingga Pengangguran Melonjak 

Namun, jika resesi bukan semuanya akan berakhir. Bahkan, ada peluang dari resesi. Pemulihan ekonomi Indonesia pun disebut akan cepat. Pengumuman resesi akan disampaikan BPS pada 5 November 2020.

Berikut fakta-fakta soal Indonesia resesi, Jakarta, Sabtu (23/10/2020).

1. Luhut Bocorkan Ekonomi Kuartal III Minus 2,9%

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini ekonomi Indonesia sudah mulai berangsur pulih. Hal tersebut ditandai dengan angka pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 yang diprediksi lebih baik dari periode sebelumnya.

Seperti diketahui, pada kuartal II-2020, ekonomi Indonesia -5,32% secara tahunan (year on year/yoy). Namun pada kuartal II-2020, ekonomi Indonesia diprediksi berada di angka -2,9%.

Jika hal tersebut terjadi, maka ekonomi Indonesia sudah dipastikan akan mengalami resesi. Mengingat selama dua kuartal beruturut-turut ekonomi Indonesia mengalami minus.

“Kalau kita lihat kita kontraksi kuartal kedua 5,3% dan kemudian pada kuartal-III ini mungkin sekitar 2,9%,” ujarnya dalam acara Outlook 2021: The Year of Opportunity secara virtual, Rabu (21/10/2020).

2. Ekonomi RI Lebih Baik

Menurut Menko Luhut, jika melihat angka tersebut, ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara lain. Mengingat, beberapa negara ekonominya jatuh sangat dalam akibat pandemi.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi modal bagi Indonesia untuk menyambut tahun depan, sehingga diharapkan tahun depan ekonomi RI bisa tumbuh pada kisaran 5%.

“Kita kalau dari sini saya kira masih lebih baik dari banyak negara-negara lain. Nah ini modal pokok kita untuk nanti Bisa tumbuh mungkin sekitar 5% lebih pada tahun 2021,” ucap Luhut.

 

Follow Berita Okezone di Google News


3. Cara Pulihkan Ekonomi

 

Menurut Menko Luhut, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kekompakan dari berbagai pihak. Justru momen pandemi ini harus dijadikan sebagai titik balik saling mendukung dan bukan saling menyalahkan.

Pemerintah sendiri terus berusaha untuk menjaga keseimbangan dalam penanganan covid-19. Artinya, pemerintah tidak hanya fokus kepada ekonomi saja tapi juga pada kesehatan.

“Kemudian ekonomi kalau semua teman-teman sekalian ekonomi dengan Covid-19 ini betul-betul harus ditata keseimbangannya,” jelasnya.

4. Kemiskinan hingga Pengangguran Melonjak

Pandemi virus corona (Covid-19) membuat ekonomi Indonesia terancam minus tahun ini. Kementerian Keuangan memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun minus 1,7% hingga minus 0,6%.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, minusnya ekonomi Indonesia tahun ini akan berdampak ke beberapa hal. Salah satunya, kemiskinan yang semakin bertambah seiring pengangguran yang meningkat.

“Seperti kita ketahui bersama juga berdasarkan data Kementerian Keuangan, perekonomian Indonesia pada akhir tahun ini akan mengalami kontraksi antara minus 0,6% sampai minus 1,7%. Tentunya ini akan berdampak terhadap banyak hal. Pertama peningkatan kemiskinan, peningkatan pengangguran,” ujarnya dalam acara outlook 2021 secara virtual, Rabu (21/10/2020).

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini