PERUSAHAAN farmasi Regeneron menyatakan 'gagal' memasukkan pasien Covid-19 dalam kondisi kritis dalam kandidiat uji coba untuk mempelajari pengobatan 'antibody cocktail' yang digunakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Alasan keamanan jadi pertimbangan utamanya.
Menurut laporan The Hill, perusahaan obat tersebut menangguhkan pendaftaran pasien Covid-19 kritis yang dirawat di rumah sakit setelah komite pemantau independen mengatai adanya 'sinyal keamanan potensial dan profil risiko atau manfaat yang tidak menguntungkan'.
Pasien kritis Covid-19 yang dimaksud adalah pasien yang mendapatkan tindakan pemberian oksigen aliran tinggi atau pasien dengan ventilasi mekanis. Jadi, karena alasan keamanan yang membuat perusahaan menghentikan pendaftaran untuk pasien Covid-19 kritis.
"Pendaftaran pasien Covid-19 kritis untuk bisa terlibat dalam studi 'antobody cocktail' akan ditahan sambil menunggu pengumpulan dan analisis data tambahan," tulis laporan.
Di samping itu, percobaan untuk menguji 'antibody cocktail' akan terus dilakukan pada pasien rawat inap yang membutuhkan sedikit atau tanpa oksigen ekstra. Percobaan lain yang melibatkan pasien sakit ringan atau sedang pun dilanjutkan.
Laporan tersebut menjelaskan bahwa obat yang dianggap bisa mengatasi Covid-19 itu menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil studi sementara menjelaskan bahwa obat yang tengah dikembangkan Regeneron mampu mengurangi kunjungan medis terkait Covid-19 sebesar 57 persen.
Namun, pada Senin, 26 Oktober 2020 dilaporkan bahwa antibodi monoklonal produksi Eli Lily pada pasien yang dirawat di rumah sakit dihentikan setelah ditemukan fakta yaitu pengobatan tidak memberi manfaat apapun pada pasien Covid-19. Sementara itu, di awal Oktober, Trump mendapatkan satu dosis berisi 8 gram pengobatan eksperimental Regeneron ini.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)