JAKARTA - Perkembangan industri Financial Technology (Fintech) di Indonesia tercatat masih rendah di Asean. Padahal, penggunaan Fintech dinilai dapat mengakses layanan keuangan dengan aman, nyaman, dan berbiaya terjangkau.
Terkait hal itu, Okezone telah merangkum beberapa fakta, Jakarta Minggu (15/10/2020).
1. Industri Fintech Indonesia Masih Tertinggal Malaysia dan Singapura
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyanyangkan perkembangan fintech di Indonesia masih rendah di Asean. Apalagi Indonesia masih tertinggal dari Malaysia dan Singapura yang teknologi fintechnya sudah berkembang pesat.
Rinciannya perkembangan fintech Singapura sebesar 98%, Thailand 82% dan Malaysia 85%.
"Inklusi keuangan kita masih rendah persentasenya yang hanya 75%. Kita masih punya pekerjaan rumah yang besar dalam pengembangan teknologi fintech," kata Jokowi dalam video virtual, Rabu (11/11/2020).
2. Alasan Perkembangan Fintech di Indonesia Berjalan Lamban
Kepala Negara menjelaskan penyebab perkembangan fintech masih rendah yaitu masyarakat hanya menggunakan layanan keuangan Informal. Hal inilah menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
"Karena masyarakat masyarakat banyak gunakan layanan keuangan nformal 35%," katanya.
3. Jokowi Minta Pelaku Industri Fintech Memperkuat Tata Kelola
Dia pun meminta pelaku industri fintech untuk memperkuat tata kelola yang lebih baik dan akuntabel, serta melakukan berbagai mitigasi risiko yang kemungkinan akan muncul.
"Dengan cara ini saya berharap industri fintech dapat memberikan layanan yang aman bagi masyarakat, serta memberi kontribusi besar bagi pengembangan UMKM dan perekonomian nasional," bebernya.
Follow Berita Okezone di Google News