SETIAP virus masuk ke dalam tubuh manusia memang akan mereplikasi diri, termasuk virus Covid-19. Pada prosesnya, bisa terjadi kesalahan sehingga menjadi berbeda dari virus awalnya.
Mutasi virus tersebut kemudian memunculkan varian baru seperti pada kasus Covid-19, seiring penularan virus ke orang-orang. Lalu, apakah varian virus ini lebih kuat dari virus aslinya?
Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) RSUP Persahabatan, Dr. dr. Erlina Burhan, mengatakan ada dua kemungkinan, biasa saja atau lemah atau kuat.
Menurutnya, apabila variasi yang terbentuk meningkatkan risiko terhadap manusia yakni meningkatkan transmisi atau penularan, virulensi atau menimbulkan keparahan lebih daripada non-varian dan menurunkan efektivitas tatalaksana serta vaksin, maka dia tergolong variants of concern atau perhatian khusus.
"Tiga hal ini, item yang diaplikasikan kalau satu varian ada. Kalau salah satu ada maka masuk ke variants of concern," kata Erlina.
"Jadi, semakin banyak infeksi pada suatu populasi, semakin banyak penularan, maka copy paste virus selalu ada, artinya potensi mutasi akan terus meningkat," jelasnya.
Saat ini setidaknya ada tiga varian yang masuk kategori variants of concern yakni B117, B1351, dan P1. Varian B117 asal Inggris dilaporkan meningkatkan transmisi atau penyebaran, sementara B1351 asal Afrika Selatan selain bisa menimbulkan dampak penularan, juga berdampak menurunkan efektivitas vaksin, demikian juga varian P1 dari Brazil.
Follow Berita Okezone di Google News