ABUJA- Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengumumkan Nigeria dalam keadaan darurat, khususnya kawasan Nigeria utara dan tengah.
Pengumuman tersebut dikeluarkan menyusul terjadinya aksi pengeboman yang dituding melibatkan kelompok militan Boko Haram pada perayaan Natal. Pengeboman tersebut menyebabkan 39 orang tewas.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Selain terlibat dalam aksi pengeboman, militan Boko Haram juga dituding berada di balik bentrokan yang terjadi Sabtu lalu. Bentrokan yang dipicu terkait sengketa lahan ini berkembang menjadi kekerasan antaretnis yang melibatkan Kelompok Ezza dan Kelompok Ezilo. Sekira 50 orang diduga tewas dalam bentrokan ini.
"Selama solusi jangka panjang belum ditemukan, Pemerintah akan mengambil beberapa tindakan tegas yang diperlukan untuk membuat keadaan kembali normal, terutama masyarakat yang terkena dampak," ujar Presiden Jonathan seperti dikutip AlJazeera, Minggu, (01/01/2012).
Lebih lanjut Presiden Jonathan mengatakan, dirinya akan memerintahkan penutupan perbatasan-perbatasan internasional yang terletak di Nigeria bagian utara dan selatan.
"Penutupan perbatasan hanya merupakan langkah sementara untuk mengatasi gejolak keamanan yang tengah terjadi saat ini," imbuhnya.
Dalam kunjungannya ke lokasi pengeboman di Gereja Katolik St. Theresa, Madalla, Sabtu lalu, Presiden Jonathan telah bersumpah dirinya akan menghancurkan Boko Haram yang ditudingnya sebagai kelompok teroris.
Boko Haram tampil sebagai militan yang paling berbahaya di Nigeria, tak jarang serangannya menewaskan puluhan korban jiwa di negara tersebut. Kelompok militan itu juga sempat melakukan pengeboman di kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota Abuja dan menewaskan 24 orang. (kha)
(rhs)