Share

Menghindari Stagnasi Ekonomi

M Budi Santosa , Okezone · Senin 03 Juni 2013 11:30 WIB
https: img.okezone.com content 2013 06 03 59 816552 2IAoF5E1hj.jpg
A A A

"Indonesia harus mewaspadai terjadinya stagnasi perekonomian akibat jebakan pendapatan menengah (middle income trap)." Itulah penggalan tulisan dari Harian Kompas, Senin (3/6/2013). Karenanya pemerintah diminta agar menyiapkan berbagai langkah agar bangsa ini terus melaju secara perekonomian agar mampu menerebos menjadi salah satu negara maju.

Tulisan di atas mengacu pada pernyataan dari Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Soemantri Brodjonegoro. Menurut dia, ciri-ciri negara yang gagal bertransformasi menjadi negara maju adalah: Pertama, pendapatan dari ekspor rendah. Kedua, tidak mampu mengendalikan sumberdaya alam sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu. Ketiga, produktivitas usaha yang rendah sehingga tidak berefek besar pada pertumbuhan ekonomi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Tentu saja catatan di atas mesti segera dicarikan jalan keluar agar Indonesia tidak mengalami middle income trap ini. Ekspor mesti digenjot, produktivitas tenaga kerja mesti ditingkatkan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah mencari sumber-sumber pendanaan pembangunan negara tidak melulu berbasiskan sumberdaya alam, melainkan dari hasil produk kreatif masyarakat.

Menyangkut upaya meningkatkan ekspor, pemerintah bisa melakukan langkah-langkah strategis agar produksi dalam negeri bisa bersaing dengan produk asing. Kualitas yang tinggi dengan harga murah, tentu menjadi salah satu pilihan. Disamping tentunya, dengan menghasilkan produk-produk inovatif yang tidak dikerjakan oleh negara lain.

Produktivitas tenaga kerja bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, membenahi sistem pendidikan nasional. Tujuannya agar anak didik, tidak terkecuali lulusan perguruan tinggi, memiliki kecakapan dan mampu memiliki jiwa pemimpin dan sekaligus jiwa entreprenuer. Jika mereka masuk ke lapangan kerja, maka produktivitasnya tinggi. Jika mereka menjadi pengusaha, akan memiliki etos kerja layaknya etos kerja kaum calvinis yang digambarkan Marx Weber.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga aset bangsa dan negara terutama sumberdaya alam. Kita semua pasti tidak akan menyangkal bahwa sumber tambang (batubara, minyak, gas alam) dan juga hutan di Indonesia memiliki kualitas nomor satu di dunia. Jumlahnya pun bisa dibilang melimpah. Namun, karena aset tersebut adalah aset strategis, maka pengelolaannya pun harus dengan cara strategis. Jangan sampai sumberdaya alam dieksploitasi begitu massif, sehingga anak cucu kita tidak diberikan sisa. Bahkan kita mesti belajar dari negara-negara Timur Tengah. Meskipun mereka memiliki cadangan minyak yang melimpah, namun untuk pembangkit listrik, mereka memilih menggunakan tenaga nuklir. Tujuannya pasti sangat strategis, agar kekayaan alam mereka berupa minyak tidak segera habis.

Dalam berbagai literatur disebutkan, perang dunia di masa depan adalah perang terkait dengan penguasaan sumberdaya alam dan energi. Jika Indonesia ingin memenangkan pertempuran itu, kekayaan alam jangan disedot begitu massif. Harus diatur sedemikian rupa, agar kekayaan alam itu menjadi senjata pamungkas bagi anak cucu untuk memenangkan persaingan di dunia global.

Tentu saja masih banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah. Tentu saja kita berharap bangsa ini terus bertransformasi menjadi negara maju. Jebakan middle income trap harus bisa dihindarkan. Semoga!

(mbs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini