Kumpulan Berita
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah daerah, bukan semata soal keterlambatan suplai atau peningkatan konsumsi.
DPR menyoroti anomali kebijakan ESDM terkait kelangkaan BBM di SPBU swasta. Izin SPBU bertambah, tapi kuota impor tidak disesuaikan, membuat SPBU swasta enggan membeli dari Pertamina karena keterbatasan jenis BBM.
SPBU Vivo membeli 40 ribu barel BBM dari Pertamina untuk mengatasi potensi kelangkaan. Pembelian dilakukan dalam dua tahap, dengan pengiriman pertama tiba 24 September dan kedua dijadwalkan 2 Oktober. Realisasi impor BBM swasta hampir 100%, namun proyeksi kebutuhan masih tinggi.
Menteri ESDM capai 4 kesepakatan dengan SPBU swasta (BP-AKR, Shell, VIVO, Exxon) untuk atasi kelangkaan BBM. Penambahan pasokan lewat Pertamina, skema joint surveyor, transparansi harga, dan implementasi cepat jadi kunci.
Pemerintah akan menghitung ulang pangsa pasar SPBU swasta terkait kelangkaan BBM. Menteri Bahlil menekankan industri strategis seperti BBM harus dikuasai negara. SPBU swasta sepakat beli base fuel dari Pertamina untuk atasi kekurangan.
Shell Indonesia menyesuaikan operasional SPBU akibat kelangkaan BBM. Penyesuaian termasuk pengurangan jam/hari kerja hingga merumahkan karyawan. Pasokan BBM jenis bensin seperti Shell Super dan V-Power terhenti sementara.
Pertamina diminta memasok BBM ke SPBU swasta untuk atasi kelangkaan. Usulan Kementerian ESDM ini masih dibahas, Pertamina jamin stok aman hingga akhir tahun. SPBU swasta dituding dihalangi impor BBM oleh Pertamina dan ESDM.
Wamen ESDM membantah adanya monopoli distribusi BBM yang menyebabkan kelangkaan di SPBU swasta. Pemerintah tengah menata sektor energi dan akan segera mencari solusi bersama Pertamina serta badan usaha terkait.