Kumpulan Berita
Sejak masa Raja Tribhuwana Tunggadewi, Majapahit telah menggaungkan cita-cita penyatuan nusantara melalui politik yang digagas Mahapatih Gajah Mada, termasuk melalui Sumpah Palapa.
Beberapa bangunan di antara Candi Kagenengan dan Asrama Sagara menjadi perhatian Prapanca. Candi Kagenengan bahkan dibahas khusus dalam Nagarakretagama, mengenai keindahan candi makam yang berada di selatan candi Buddha.
MAJAPAHIT pernah terbagi dua wilayah, yakni timur dan barat. Di wilayah timur konon Kerajaan Majapahit pernah dipimpin oleh Bhre Wengker.
Ranggalawe memberontak terhadap Kerajaan Majapahit karena merasa tidak puas dengan keputusan Raden Wijaya. Ia merasa dicampakkan oleh sang raja saat pengangkatan pejabat penting.
Mpu Prapanca, penggubah naskah Kakawin Nagarakretagama, menyampaikan pujian objektif terhadap Raja Majapahit.
Kerajaan Majapahit konon tak bisa dipisahkan dari peran Mahapatih Gajah Mada. Ia adalah tokoh penting yang memegang jabatan strategis dalam pemerintahan. Ibarat sistem pemerintahan masa kini, Gajah Mada setara dengan posisi wakil presiden.
Friksi dan konflik internal istana sudah menjadi suguhan pemandangan yang nyaris dihadapi sang raja muda itu.
Raden Wijaya lantas menyusun strategi untuk membebaskan Gayatri, yang menyamar jadi rakyat biasa meski dirinya merupakan anak kaum bangsawan.