Kumpulan Berita
Indonesia tengah memasuki era transformasi kesehatan yang ditopang inovasi dan kolaborasi strategis, seiring meningkatnya kebutuhan layanan medis berkualitas. Salah satu layanan yang berkembang pesat adalah program In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung.
Bagi banyak pasangan, impian memiliki keturunan adalah perjuangan yang tak kenal lelah, sebuah perjalanan yang sering disebut sebagai "pejuang garis dua." Namun, di tengah perjuangan itu, ada kisah-kisah inspiratif.
Sistem AI 'Star' di Columbia University berhasil membantu pasutri yang menanti 19 tahun memiliki anak setelah 15 kali IVF gagal. Star mampu mendeteksi sperma yang tak terdeteksi metode konvensional, membuka harapan bagi penderita azoospermia.
IVF adalah singkatan dari In Vitro Fertilization, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai bayi tabung.