Kumpulan Berita
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 33 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.634 per USD pada pembukaan perdagangan hari ini.
Presiden Prabowo Subianto berkeinginan untuk menarik uang dolar milik orang Indonesia di luar negeri. Apalagi, masih banyak masyarakat Indonesia yang menaruh uangnya ke luar negeri.
Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia menjadi USD 432,5 miliar pada Juli 2025. Perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan penguatan dolar AS menjadi faktor utama. Pemerintah berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Gubernur BI mengklaim berhasil menstabilkan rupiah di Rp16.400 setelah sempat menyentuh Rp16.560. BI menargetkan rupiah terus menguat dan telah menambah likuiditas. Koordinasi dengan Kemenkeu, OJK, dan LPS terus dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah yang melemah mendekati Rp16.500 per dolar AS. Intervensi dilakukan melalui pasar offshore dan domestik, serta menjaga likuiditas Rupiah. Sentimen negatif dari dalam dan luar negeri menjadi penyebab tekanan Rupiah.
Nilai tukar Rupiah melemah hingga Rp16.500 per dolar AS akibat data ekonomi AS yang kuat dan gejolak politik dalam negeri. Aksi demo dan capital outflow juga memperparah tekanan pada Rupiah. Bank Indonesia terus berkoordinasi untuk menjaga ketahanan eksternal.
Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau dedolarisasi melalui skema LCT. Transaksi Rp190 triliun.
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan ini menunjukkan fluktuasi