kerajaan

Kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur (Jatim) kerap memanfaatkan gunung jadi titik sentral atau patokan membuat bangunan.

Dyah Balitung, penguasa Kerajaan Mataram kuno memerintah dengan visioner. Ia membebaskan pajak kepada beberapa desa dan membangun infrastruktur demi rakyatnya.

Kerajaan Demak mulai mengalami penurunan di masa kekuasaan Arya Penangsang. Penurunan ini bahkan berujung pemindahan ibu kota kerajaan ke Jipang, yang menandai mulai berakhirnya kekuasaan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa ini.

Jalanan luas konon membatasi pola bangunan Istana Majapahit di masa lalu. Jalanan ini konon membentang dari arah timur ke barat dan utara ke selatan.

Mengingat saat itu berkembang adanya kekuatan gaib yang dimiliki oleh Khubilai Khan, berdasarkan informasi dari Kerajaan Champa, yang bersekutu dengan Singasari.

Prasasti Harinjing yang berangka tahun 804 Masehi menggambarkan bagaimana bukti awal penguasaan Mataram di wilayah Jawa Timur.

Tak cukup infrastruktur yang dibuat warisan berupa sistem hukum dan agama juga jadi hal yang diperhatikan oleh Hayam Wuruk sebagai raja.

Pada tahun 1824 Belanda memang mengirimkan ekspedisi militernya ke daerah-daerah tersebut. Pada tahun 1824 Belanda mengirimkan ekspedisi militernya ke wilayah Suppa dan Tanete.