Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Penasihat Presiden Palestina: Aneksasi Tepi Barat Akan Memicu Intifada Ketiga

Rahman Asmardika, Jurnalis · Minggu 05 Juli 2020 18:45 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 05 620 2241548 penasihat-presiden-palestina-aneksasi-tepi-barat-akan-memicu-intifada-ketiga-J6Zr6Wm6ol.jpg Warga Palestina di Kota Tua Yerusalem selama intifada kedua tahun 2000. (Foto: Reuters)
A A A

KAWASAN Timur Tengah akan melihat sebuah perlawanan habis-habisan baru yang oleh warga Palestina dengan dukungan sebagian besar dunia Arab jika Israel melanjutkan rencananya mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat. Peringatan itu disampaikan oleh seorang pembantu presiden Otoritas Palestina (PA).

"Ketika segala sesuatunya bergejolak dan menjadi intifada sepenuhnya, kita akan melihat kombinasi kekuatan antara Gaza dan Tepi Barat," kata Penasihat Senior Presiden Mahmoud Abbas Nabil Shaath kepada France24. Dia juga mengatakan bahwa intifada baru itu, yang ketiga sejak berdirinya Israel pada 1948, akan menerima dukungan luas dari sebagian besar negara-negara Arab.

BACA JUGA: Hamas: Aneksasi Tepi Barat Adalah Pernyataan Perang yang Akan Disesali Israel

Pekan ini, dua faksi Palestina yang bersaing, Hamas yang memerintah Jalur Gaza, dan Fatah, yang bertanggung jawab atas Tepi Barat, berjanji melakukan kampanye bersama melawan rencana aneksasi Israel.

Diwartakan RT, sebelumnya, Presiden Abbas menarik diri dari perjanjian keamanan dengan Israel atas rencana perampasan tanah Palestina tersebut. Langkah itu diambil untuk menghilangkan hambatan hukum yang menghalangi PA untuk ambil bagian dalam kekerasan anti-Israel.

Sementara Israel dan Palestina tidak pernah benar-benar berdamai, setiap gejolak besar atau pemberontakan berkelanjutan disebut sebagai 'intifada'. Intifada pertama berlangsung dari 1987 hingga 1993, dan mengakibatkan kematian 2.000 warga Palestina. dan hampir 300 warga Israel, baik warga sipil maupun personel keamanan. Yang kedua, yang terjadi pada awal 2000-an, bahkan lebih berdarah, menyebabkan 3.000 warga Palestina dan lebih dari 1.000 orang Israel tewas.

Rencana aneksasi, diperjuangkan oleh PM Benjamin Netanyahu, membayangkan penggabungan semua pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki ke dalam Israel. Lebih dari 460.000 orang Yahudi tinggal di permukiman-permukiman ini, yang dibangun dengan melanggar hukum internasional, dan aneksasi akan melucuti orang-orang Palestina dari sebagian besar wilayah mereka.

BACA JUGA: Hadapi Rencana Aneksasi Tepi Barat Israel, Hamas dan Fatah Umumkan Persatuan

Rencana itu diharapkan akan dimulai pada 1 Juli, tetapi tanggal targetnya terlewatkan, karena Israel tidak dapat mendapatkan sanksi formal untuk perampasan tanahnya dari Washington.

Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu terdekat Israel menyatakan bahwa adalah 'pilihan' Israel apakah akan mencaplok Wilayah Palestina atau tidak dan tidak secara terbuka mendukung rencana tersebut. Namun, sebagian besar komunitas internasional, sangat menolak aneksasi, bahkan dengan sekutu AS - yaitu Uni Eropa - mengancam sanksi terhadap Tel Aviv.

Follow Berita Okezone di Google News

(dka)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini