Musim virus tengah booming. Setelah virus corona (COVID-19), hadir virus hanta atau Hantavirus yang sudah makan satu korban jiwa di Provinsi Yunnan, China.
Meski hadir susul menyusul, kedua virus tersebut sumbernya beda. COVID-19 disebut berasal dari kelelawar dan ular, sedangkan virus hanta (Hantavirus) setelah diteliti dari beberapa jenis tikus tertentu yang hidup di daerah pedesaan, hutan, ladang dan peternakan.
Penyebaran virus hanta (Hantavirus) dari tikus ke manusia dalam istilah medis tergolong penyakit zoonosis. Jenis penyakit yang dibawa oleh hewan berupa virus dalam tubuhnya. Penyebarannya pun tidak sampai antarmanusia. Hanya beberapa kasus virus hanta diketahui bertransmisi antarmanusia oleh virus bernama Andes.
(Baca Juga: 5 Fakta Virus Hanta yang Wajib Anda Ketahui)
Dilansir dari situs Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), www.cdc.gov, Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) menjadi nama penyakit pernapasan yang dimulai dengan gejala mirip flu.
Si penderita mengalami gejala demam setelah terpapar virus dari partikel kecil seperti kotoran tikus, urine atau air liur hewan pengerat ini. Badan Kesehatan Dunia, WHO mengingatkan, kasus-kasus infeksi virus hanta pada manusia biasanya terjadi di lingkungan yang kurang bersih.
(Baca Juga: Cara Sederhana Cegah Virus Hanta)
Lingkungan berisiko tinggi sebagai pusat timbulnya virus hanta, seperti ruangan penyimpanan barang, garasi maupun bangunan tertutup dalam waktu lama. Lumbung padi pun bisa menjadi sarang tikus untuk berkembang biak.
Follow Berita Okezone di Google News