Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Curhatan Para Survivor COVID-19, Virus Corona Tak Seseram yang Dibayangkan

Dewi Kania, Jurnalis · Selasa 31 Maret 2020 23:02 WIB
https: img.okezone.com content 2020 03 31 620 2192092 curhatan-para-survivor-covid-19-virus-corona-tak-seseram-yang-dibayangkan-v3CM0kNCDm.jpg Sita, Maria dan Ratri, Pasien Sembuh dari Infeksi Corona
A A A

Virus corona (COVID-19) tak seseram yang dibayangkan banyak orang. Meski kasus positif sudah mencapai angka 1.528 di Indonesia, 81 orang di antaranya dinyatakan sembuh.

Dijelaskan berulang kali bahwa COVID-19 merupakan penyakit self limiting disease, yaitu pasiennya dapat sembuh sendiri. Selama menjalani isolasi di rumah sakit, tentunya ada usaha dan cara yang dihadapi pasien agar terbebas dari infeksi virus corona.

Namun, tentunya pasien harus selalu menjaga imunitas dan terhindar dari stres agar cepat sembuh dari virus corona. Relaksasi pikiran serta menambah asupan makanan bernutrisi, serta olahraga yang cukup sangat dibutuhkan selama di ruang isolasi.

Para tenaga medis pun tak pantang menyerah membantu pasien COVID-19 agar cepat sembuh. Pagi sampai malam mereka bergantian merawat pasien COVID-19 yang memang harus dirawat sepenuhnya di rumah sakit.

(Baca Juga : 2 Pasien Positif Corona di Merauke Dinyatakan Sembuh)

Pengakuan pasien yang sembuh dari virus corona pun patut dijadikan semangat dalam melawan COVID-19. Lantaran sesungguhnya pandemi COVID-19 tak perlu menimbulkan kepanikan, meski tingkat penularannya sangat cepat.

Berikut Okezone rangkum curahan hati pasien yang sembuh dari virus corona COVID-19 yang berhasil melewati masa kegawatan di rumah sakit. Yuk simak!

Ratri Anindyajati

Ratri merupakan salah satu dari tiga orang pertama yang terinfeksi virus corona di Indonesia. Dia harus diisolasi di RSPI Sulianti Saroso bersama adik dan ibunya. Ratri sekeluarga pada waktu itu berstatus pasien 01, 02 dan 03. Mereka diisolasi di rumah sakit lebih dari 7 hari karena memang kondisinya tak cepat stabil. Itu karena dirinya sering menghadapi pemberitaan yang membuatnya stres dan sangat khawatir tetangganya akan menolak, ketika mereka sembuh.

(Baca Juga : 16 Pasien Positif Corona di Jawa Timur Dinyatakan Sembuh)

Sebab, saat pertama diumumkan Indonesia positif virus corona pada 2 Maret 2020 lalu, identitas Ratri dan keluarganya tersebar, lengkap dengan alamat tempat tinggalnya. "Stres karena pemberitaan di luar saja, tekanan darah jadi tinggi. Akhirnya matiin televisi, fokus ke penyembuhan,” ungkapnya.

Di balik itu, Ratri menceritakan kapan dia divonis terinfeksi virus corona. Perempuan yang berprofesi sebagai produser seni independen itu, menuturkan pertama kali diberi tahu oleh dokter bahwa hasil tes pemeriksaan dirinya, menunjukkan hasil positif virus corona. Bahkan, Ratri mendapatkan kabar itu setelah dibangunkan dari tidurnya.

(Baca Juga : Cerita Pasien RSUD Moewardi yang Sembuh dari Corona)

“Pukul 02.00 WIB, dibangunin dokter. Dinyatakan positif, hal pertama yang terpikirkan kenapa dikasih tahunya mesti pukul 02.00 WIB," ucapnya.

Saat diberi tahu sang dokter, Ratri mengaku dirinya sedari awal tidak merasa panik, karena ia yakin tingkat persentase kesembuhan dari infeksi virus ini tinggi. "Yang penting saya tahu, daripada sebelumnya enggak tahu apa yang terjadi sama badan saya karena enggak sakit. Jadi saya lega," bebernya.

(Baca Juga : Hampir 93% Pasien Positif Corona di China Berhasil Sembuh)

Ratri bahkan optimistis sembuh dari COVID-19 dan dapat beraktivitas seperti sedia kala. Kala itu bahkan Ratri tergolong pasien COVID-19 yang tak menunjukkan gejala parah alias asimptomatik.

Follow Berita Okezone di Google News

Rico Sihombing

Sebelum didiagnosa COVID-19, awalnya gejala yang dirasakan Rico Sihombing adalah batuk-batuk, hingga merasakan sesak napas, tersengal-sengal ketika bicara. Lalu ia pergi untuk swab test ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pada 15 Maret 2020, Rico menjalani swab test, lalu hasilnya keluar 17 Maret 2020 dan menunjukkan positif COVID-19.

"Namun saya sudah diisolasi di rumah sakit pertama sejak 14 Maret 2020. Di 15 Maret 2020 itu saya tes swab, hasil keluar tanggal 17 Maret dan hasilnya positif. Tapi sudah diisolasi di rumah sakit pertama sejak 14 Maret 2020. Di ruang isolasi saya tinggal berdua dengan orang yang baru pulang dari Malaysia, sama-sama kena COVID-19," bebernya.

(Baca Juga : Curhat Pasien Positif yang Sembuh: Corona Itu Bukan Aib, Jangan Malu)

Rico diisolasi di RSKD Duren Sawit. Kalau dilihat penampakan dan pelayanan, menurutnya, tidak kalah keren dibandingkan rumah sakit swasta. "Ruangan kamarnya besar, penanganan di rumah sakit ini juga memuaskan," sambungnya.

Selama diisolasi, Rico Sihombing juga diberikan chloroquine, obat untuk mempercepat kesembuhan COVID-19. Selain itu, dirinya juga berusaha merelaksasi diri agar tidak stres. Selama di isolasi pun Rico Sihombing masih diperbolehkan berkomunikasi dengan keluarga.

(Baca Juga : Dengarkan Tips Sehat Pasien Sembuh dari Virus Corona COVID-19)

Rico menambahkan, sejatinya para pasien corona COVID-19 bukan hanya butuh dukungan dari keluarga, tapi juga orang-orang terdekat lainnya di lingkungan sekitar. “Jangan paranoid menghadapi wabah ini, tapi juga jangan menyepelekan. Pasien COVID-19 perlu dukungan dari keluarga dan semua pihak, untuk itu tidak perlu merasa malu bahkan minder kalau anggota keluarga ada yang positif COVID-19. Harapan sembuh itu ada dan nyata,” tutupnya.

Purwanti

Purwanti, perempuan asal Solo ini juga terinfeksi virus corona. Dia pun beruntung karena menjadi salah satu pasien yang sembuh. Saat dihubungi langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Purwanti berbagi kisah saat dirinya menjalani isolasi.

Sebelum itu, dia juga membeberkan gejala yang dialami sebelum didiagnosa positif COVID-19. Akhir Februari lalu, Purwanti mengalami demam akibat suaminya yang pulang dari suatu acara di Bogor, Jawa Barat, mengalami demam. Ia diduga tertular virus corona dari sang suami.

(Baca Juga : Pesan Penting dari 3 Pasien Positif Virus Corona yang Sudah Sembuh)

Pilu, suaminya lebih dulu meninggal dunia setelah dirujuk di RSUD Dr Moewardi, sementara Purwanti masih berjuang melawan COVID-19.

Tak cuma demam, dia pun mengeluh sering merasa haus yang tak wajar. "Dokter tanya ada keluhan apa, saya selalu bilang kok rasanya haus terus, minum segelas enggak cukup," kata Purwanti.

Bahkan saat demam, Purwanti berusaha minum obat penurun panas, namun tak juga kunjung sembuh. Selama isolasi, Purwanti sedih namun berusaha untuk tidak stres. Dia sangat gigih agar virus corona menghilang dari tubuhnya.

Di rumah sakit, Purwanti mengaku rajin mengonsumsi empon-empon atau tanaman hernal. Ya, empon-empon diklaim dapat menjaga imunitas tubuh agar tetap kuat melawan virus. "Keluarga rajin membuatkan sama jamu-jamuan berbagai macam lalu diminum setiap hari," katanya.

Dari situ, Purwanti memiliki daya tahan tubuh yang kuat dibarengi dengan menjaga kebersihan diri. Selama di rumah sakit, Purwanti juga selalu mematuhi perintah dokter agar segera bebas dari infeksi virus corona.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini