UMAT Islam di Indonesia dapat mengobati kerinduan terhadap baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dengan melihat benda-benda bersejarah peninggalan beliau dan para sahabat radhiyallahu 'anhuma.
Ya, artefak peninggalan Rasulullah dan para sahabat itu akan disajikan dalam pameran yang digelar pada awal Agustus mendatang selama 30 hari di Kota Bogor, Jawa Barat.
Oleh karena dilaksanakan di saat pandemi virus corona atau Covid-19, kegiatan pameran ini diwajibkan menerapkan protokol kesehatan secara ketat bagi pengunjung.
Panitia penyelenggara pameran artefak Rasulullah M Nur Asyik mengatakan, pihaknya merasa perlu berkomunikasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor agar bisa mendapat arahan petunjuk teknis kegiatan serta dukungannya dari Pemerintah Kota Bogor.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan pada prinsipnya pameran artefak Rasulullah dan sahabat Nabi merupakan kegiatan positif. Namun, Dedie menegaskan kepada panitia agar pelaksanaannya nanti tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.
"Pada dasarnya kegiatan pameran ini merupakan sesuatu yang perlu kita respons dengan positif. Dengan tujuan kita bisa merefleksikan kembali kondisi sejarah Islam yang sangat panjang dan dahsyat. Hanya, tinggal menyesuaikan saja dengan situasi pandemi Covid-19 ini. Kita juga harus coba mengemas apabila akan dipamerkan, namun tetap perlu menyesuaikan new normal," kata Dedie.
Senada, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman mendukung rencana pameran tersebut. Menurutnya, pameran artefak Rasulullah dan para sahabat memiliki nilai-nilai sejarah sangat tinggi khususnya bagi umat Islam.
Ia pun menilai kegiatan pameran artefak Rasulullah ini bisa menjadi trigger terhadap kegiatan pameran lainnya yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pemulihan ekonomi di Kota Bogor dampak Covid-19 yang terjadi tiga bulan belakangan ini.
"Mengingat di Kota Bogor statusnya masih berada di zona kuning untuk kegiatan seperti pameran yang mengundang orang berkerumun, tentunya harus mempertimbangkan resiko di aspek kesehatan. Sebagai dukungan, kami selaku pembina teknis kegiatan meminta panitia menyampaikan kesiapan penerapan protokol kesehatan ketat sekaligus cek fisik lapangan terkait komitmen penerapan protokol kesehatannya seperti apa," terangnya.
Follow Berita Okezone di Google News