Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Profil Sapardi Djoko Damono, Penyair Kenamaan Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun

Pernita Hestin Untari, Jurnalis · Minggu 19 Juli 2020 12:20 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 19 620 2248707 profil-sapardi-djoko-damono-penyair-kenamaan-meninggal-dunia-di-usia-80-tahun-a6Vxmwb5hx.jpg Sapardi Djoko Darmono (Foto: Ist)
A A A

JAKARTA - Penyair kenamaan Tanah Air, Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada usia 80 tahun, Minggu (19/7/2020). Sapardi dikenal melalui karya-karya puisinya.

Beberapa kumpulan puisi yang populer diantaranya Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, dan Akulah si Telaga.

Karyanya juga populer dikalangan anak muda. Bahkan beberapa kata-katanya kerap dikutip anak muda, salah satunya "Yang fana adalah waktu, kita abadi".

Ini merupakan kutipan dari novelnya berjudul Yang Fana Adalah Waktu yang dirilis pada 2018.

Baca Juga: Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun

 

Meskipun sudah berusia senja, Sapardi masih aktif menulis dan mengisi acara. Pria kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940 ini mulai menulis puisi sejak umur 13 tahun. Kala duduk di bangku sekolah ia kerap menulis sejumlah karya dan dikirim ke majalah-majalah.

Bakat menulisnya juga mengantarkannya untuk kuliah di bidang bahasa. Ia menempuh pendidikan bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sudah ada sekitar 27 buku fiksi yang ditulis oleh Sapardi, diantaranya Duka-Mu Abadi, Membunuh Orang Gila dan Namaku Sita.

Sapardi juga setidaknya menulis 8 buku nonfiksi yang semuanya menjadi rujukan penting di dunia kesusastraan Indonesia, seperti Sastra Lisan Indonesia dan Sosiologi Sastra.

Follow Berita Okezone di Google News

Tidak hanya menulis karya sastra, Sapardi juga membagikan ilmunya dengan mengajar. Setelah setahun pindah ke Jakarta pada tahun 1974, Sapardi mulai mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Sapardi juga pernah menjabat sebagai dekan FIB UI periode 1995-1999 dan menjadi guru besar.

Pada masa tersebut, ia juga menjadi redaktur majalah Horison, Basis, Kalam, Pembinaan Bahasa Indonesia, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, dan country editor majalah Tenggara di Kuala Lumpur.

Sudah banyak penghargaan yang diterima Sapardi diantaranya SEA Write Award dan penghargaan Achmad Bakrie.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini