Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Serunya Menjelajah Tambrauw, Sepotong Surga di Ujung Timur Indonesia

Salman Mardira, Jurnalis · Minggu 23 Agustus 2020 08:06 WIB
https: img.okezone.com content 2020 08 23 620 2265990 serunya-menjelajah-tambrauw-sepotong-surga-di-ujung-timur-indonesia-9ZVU4n4wP2.jpg Wisata di Tambrauw (Foto: Salman Mardira/Okezone)
A A A

Memasuki Distrik Sausapor, pemandangan hutan berpadu Samudera Pasifik tersaji sepanjang jalan. Kami sempat berhenti, mengabadikan keindahan alam yang luar biasa.

Semalam menginap di Sausapor, esok paginya, kami ke Pantai Sausapor dengan laut beriak landai dan pepohonan rendah di pinggir pantai yang sepi.

 pantai

Di Sausapor ada dua pelabuhan, satu untuk kapal pengangkut barang. Kapal ini tiap minggu membawa hasil bumi Tambrauw seperti buah-buahan dan sayur mayur ke Sorong. Satu lagi sudah vakum, karena sejak ibu kota Tambrauw pindah ke Fef, speedboat tak pernah lagi bersandar di sini.

Dari Sausapor kami bergerak ke Bandara Werur di Distrik Bikar, melewati jalan yang kiri kanan hutan rawa. Bandara peninggalan Jepang ini sekarang tak beroperasi lagi. Bangunan kantor di sampingnya kosong, bagian luar ditumbuhi semak.

Perjalanan berlanjut ke Kampung Nombrak. Disambut tarian dan atraksi seni tradisi warga setempat. Kami makan dan menikmati pemandangan Pantai Werbes sejenak. Pantai ini eksotik, laut biru berpadu pasir kecoklatan, melengkung mengikuti garis daratan. Di seberangnya ada pulau dua yang memiliki spot diving menarik.

Dari sana, tim bergerak ke Nanggou Dua melewati medan terjal yang kiri kanan hutan dan jurang. Hutan Nanggou Dua juga salah satu spot pengamatan burung. Ada berbagai jenis burung endemik hidup di sini. Untuk menikmatinya harus melewati sungai kecil yang ada bebatuan, terus mendaki.

Namun, sekira 40 menit mendaki hujan turun deras, sehingga tak leluasa melihat burung. Sempat terlihat cenderawasih ekor kuning di pepohonan, hanya sebentar, terus terbang lagi.

Turun dari Nanggou Dua, kami melanjutkan perjalanan darat ke Klabili, dijamu makan di rumah warga dan menginap di Kantor Distrik Semlekai. Kamis jam 4 subuh buta, kami masuk ke Hutan Klabili. Jalurnya becek, licin, karena semalam diguyur hujan. Berjalan sekira 3,5 kilometer, kami berhenti di satu titik ketika hutan sudah terang.

Beberapa orang yang punya kamera lensa tele membidik burung yang berdiri di pohon. Mereka sabar menunggu. Nico Yohanes dan Yoram Kalami yang memandu kami terus menjelaskan soal hutan dan burung. Begitu kicauan mendekat, dia memberi isyarat agar kami tak bicara. Tujuannya supaya burung mendekat, sehingga leluasa bisa diamati.

David John Schaap, host sebuah acara petualangan yang ikut bersama tim, takjub dengan wisata alam di hutan Klabili. "Perjalanan yang melelahkan terbayar dengan keindahan alam, puas banget," katanya.

Selain wisata birdwatching, Tambrauw juga ada destinasi sejarah di Distrik Bikar yakni peninggalan Perang Dunia II. Ada tank amphibi teronggok tak bertuan di dalam hutan. Jejak perang Amerika Serikat dan Jepang ini bahkan sudah di filmkan.

Kemudian ada juga Bukit Sontiri di Distrik Kebar dengan hamparan rumput hijau yang luas dan pegunungan. Lokasi ini disebut juga bukit Teletubbies karena mirip pemandangan dalam film serial anak-anak itu. Di Distrik Miyah, ada air terjun bertingkat yang elok.

Follow Berita Okezone di Google News

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini