"Penghentian sementara uji coba pertama itu dilakukan pada Juli namun tidak dijelaskan alasannya apa kepada publik dan uji coba dimulai kembali setelah relawan tersebut dipastikan menderita multiple sclerosis atau suatu kondisi yang dapat menyebabkan reaksi neurologis yang sama," ungkap The Telegraph.
Penundaan uji coba ini dilakukan hanya di Amerika Serikat. Sementara itu, di Inggris, Brasil, India, dan Afrika Selatan tetap berjalan.
"Kekhawatiran seputar efek samping neurologis dari vaksin sangat sensitif di AS," tulis The Telegraph. Hal ini menyangkut pengalaman AS sebelumnya, yaitu pengujian vaksin influenza darurat (1976) yang menyebabkan 450 kasus, 30 di antaranya berakibat fatal seperti sindrom Gullain-Barre yang juga menyebabkan peradangan pada sumsum tulang belakang.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan National Institutes of Health (NIH) diketahui berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan kasus myelitis transversal terjadi dalam uji coba vaksin Covid-19 Oxford, sebelum memberikan lampu hijau untuk melanjutkan pengujian.
Follow Berita Okezone di Google News
(DRM)