JAKARTA - Kontraksi dan perlambatan ekonomi pada triwulan kedua tahun 2020 seiring dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Fakta ini ditandai dengan angka pertumbuhan dan inflasi yang rendah, peningkatan defisit fiskal, angka hutang yang melonjak naik, serta eskalasi geopolitik di berbagai negara.
Seiring dengan kasus positif Covid-19 di Indonesia yang semakin tinggi (ditandai dengan dijalankannya kembali PSBB pada bulan Agustus lalu), Indonesia kembali mengalami deflasi. Berdasarkan data dari Bappenas, Produk Domestik Bruto (PDB) di triwulan kedua mengalami kontraksi sebesar -5,32% secara tahunan. Meskipun demikian, pasar masih optimis akan mengalami pemulihan ekonomi pada triwulan selanjutnya.
Baca juga; Dahsyat, Negara di Seluruh Dunia Rugi USD15 Triliun Akibat Covid-19
Ekonom dari DBS Group Research Taimur Baig mengatakan beberapa faktor akan sangat menentukan daya tahan dan kekuatan pemulihan, termasuk penyempurnaan siklus perdagangan, fiskal berkelanjutan dan akomodasi moneter, koordinasi regional untuk membuka kembali perjalanan dan pariwisata, dan mempertahankan praktik terbaik dalam pengelolaan pandemi akan menjadi kunci untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan.
Terkait dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden AS yang akan dilaksanakan di bulan November, telah membuat pelaku pasar untuk lebih berhati-hati, mengingat bahwa gejolak di pasar dapat melonjak pasca pemilu.
Hal ini diprediksikan akan menyebabkan permintaan likuiditas lebih besar dalam beberapa minggu. Namun demikian, pelaksanaan pilpres AS diperkirakan tidak akan mengubah arah persaingan Tiongkok dan AS, sehingga tetap ada optimisme bahwa gejolak dan ketidakpastian ini akan mereda setelah masa pilpres AS selesai.
Laju pemulihan ekonomi di tengah pandemi global di beberapa negara, seperti AS, Eropa, dan Jepang, telah terlihat melandai (flattened) setelah terjadi lonjakan tajam di triwulan ketiga.
Prospek perdagangan di Asia juga tampak telah membaik seiring dengan dimulainya kembali rantai perdagangan, yang ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan permintaan di Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi di Asia perlahan telah kembali stabil.
Follow Berita Okezone di Google News