Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga melaksanakan berbagai pelatihan dan webinar yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga, ia berharap acara ini dapat menjadi wadah bagi para pelaku industri musik terutama promotor musik maupun promotor event untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebagai dasar untuk menyusun strategi cara menyelenggarakan festival musik yang menarik dan meriah.
“Acara ini juga diharapkan dapat mendorong seluruh pelaku usaha di bidang industri musik dan hiburan agar bisa terus belajar, berdiskusi, dan berkembang di masa depan,” katanya.
Wishnutama mengungkapkan acara ini diharapkan dapat membentuk jaringan diskusi antar sesama promotor musik untuk memperkuat jaringan dan bertahan di masa pandemi COVID-19 yang memberikan dampak yang sangat besar di sektor pertunjukan.
“Acara ini juga menjadi suatu bentuk kepedulian terhadap pelaku bisnis dan hiburan di Tanah Air dan sebagai medium yang potensial agar dapat bangkit Kembali, We Will Survive. Saya sangat yakin dengan adanya wadah ini perkembangan di sektor industri musik dan hiburan di Indonesia akan bangkit kembali dengan sinergi yang baik yang dihimpun oleh Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) akan dapat memberikan semangat, wawasan, dedikasi, dan memulihkan mereka yang terdampak di masa pandemi ini menuju masa depan yang lebih baik lagi,” ungkap Wishnutama.
Ia memaparkan pihaknya juga telah menyusun buku panduan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) di berbagai sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dapat diunduh secara gratis di situs Kemenparekraf.
“Buku panduan ini dapat diunduh dan dibaca oleh masyarakat umum serta pelaku wisata dan ekonomi kreatif untuk diaplikasikan dan diterapkan sesuai dengan program Indonesia Care yang telah kami luncurkan,” ujar Wishnutama.
Baca Juga: 5 Kuliner Malioboro Paling Joss, Budgetnya Mulai Rp5 Ribuan
Follow Berita Okezone di Google News