Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

BKKBN Imbau Masyarakat Tiru Jepang yang Sukses Raih Bonus Demografi

Wilda Fajriah, Jurnalis · Kamis 03 Desember 2020 11:16 WIB
https: img.okezone.com content 2020 12 03 620 2320766 bkkbn-imbau-masyarakat-tiru-jepang-yang-sukses-raih-bonus-demografi-faDrqIvPJF.jpg Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (Foto : Dok.BNPB)
A A A

Kepala BKKBN DR (HC) dr Hasto Wardoyo Sp.OG mengatakan, Jepang adalah salah satu negara yang berhasil memanfaatkan peluang bonus demografi. Pendapatan per kapita dan ruang fiskalnya pun naik signifikan.

"Semua itu diraih saat terjadi bonus demografi," katanya dalam kesempatan webinar.

Untuk itu Hasto mengingatkan masyarakat betapa pentingnya menciptakan generasi unggul di saat negara ini memasuki bonus demografi. Tahun 2035, window of opportunity itu akan lewat.

"Negara kita masuk aging population. Walau kita berharap ada bonus demografi tahap kedua, tapi kita tidak boleh optimis," ujar Hasto mengingatkan.

Kepala BKKBN

Menurut Hasto, saat ini peluang bonus demografi masih dihadapkan pada tantangan "unmet need" KB (mereka yang ingin KB tapi belum terlayani) dan "unwanted pregnancy" (kehamilan yang tidak diinginkan). Rerata nasional persentasenya masing-masing 12 persen dan 17 persen.

"Ada daerah yang angka unwanted pregnancy 9 persen, ada yang 26 persen. Disamping itu kita berharap lansia usia 65 tahun tetap produktif. Jadi, masih ada ruang bagi kita untuk bekerja lebih keras lagi. Memang butuh energi luar biasa untuk mencapai hasil sesuai harapan," jelas Hasto.

Untuk mengejar target yang ada, termasuk dalam memperbanyak kesertaan KB pria, BKKBN mengembangkan empat strategi. Yakni, regulasi, rantai pasok, ketersediaan alat/obat kontrasepsi, dan anggaran.

Baca Juga : Syarat Penggunaan Alat Kontrasepsi Aman untuk Wanita

Regulasi, menurut Hasto, telah disesuaikan dimana kini Penyuluh KB (PKB) ataupun Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) bisa ikut mendistribusikan kontrasepsi kepada masyarakat.

Pasang KB

Demikian halnya mata rantai pasok kontrasepsi, harus sampai ke pihak-pihak yang membutuhkan, hingga ke masyarakat secara gratis. "Kami tidak membeda-bedakan fasilitas kesehatan. Semua bisa akses alat dan obat kontrasepsi secara gratis sesuai aturan," ujar Hasto.

Terkait ketersediaan alat/obat kontrasepsi, Hasto mengatakan saat ini BKKBN telah menyediakan susuk KB satu batang. Melalui Program KB Rumah Sakit yang digalakkan kembali, Hasto berharap susuk KB satu batang bisa dipopulerkan. Susuk ini memiliki masa pakai tiga tahun.

Pil KB 1 cc, dari 3 cc sebelumnya, juga mulai disediakan di 2020. Akseptor yang menginginkan suntik dan tetap menstruasi, juga sudah disiapkan BKKBN

"Sebanyak 4,8-5 juta orang melahirkan tiap tahun. Mereka perlu mendapat pelayanan KB di klinik, rumah sakit dan provider," ujar Hasto.

Follow Berita Okezone di Google News

Pada bagian lain penjelasannya, Hasto mengatakan tentang peran pria dalam program KB sangatlah rendah. Padahal peran pria penting dalam membangun kesetaraan.

Saat ini, menurut data BKKBN, hanya 3 persen pria ber-KB. Sebesar 0,3 persen adalah vasektomi dan selebihnya KB kondom. Mengapa rendah? Menurut Hasto kepada wartawan, karena masih kentalnya mitos bahwa vasektomi sama dengan kebiri sehingga mengakibatkan impoten.

Juga adanya anggapan bahwa vasektomi adalah memotong saluran sperma. Atau istri yang khawatir jika suaminya vasektomi karena bisa "suka-suka".

"Vasektomi itu pengikatan saluran, bisa dipulihkan kembali dengan rekanalisasi. Ini perlu dijelaskan, bahwa KB itu tanggungjawab suami-istri. Bukan hanya istri saja. Perlu sosialisasi ke ulama juga," jelas Hasto.

Konsultasi ke Dokter

Agar kesertaan KB vasektomi meningkat, BKKBN memberi insentif Rp300.000 per peserta vasektomi. "Sebagai uang pengganti ketika mereka beristirahat sehabis vasektomi. Bahkan ketika saya bupati, saya beri satu ekor kambing untuk setiap mereka yang mau divasektomi," urai Hasto.

Dalam rangkaian peringatan ini, BKKBN menggelar pelayanan KB yang difokuskan pada pelayanan Kontrasepsi Mantap yaitu pelayanan KB MOW (tubektomi) dan Pelayanan KB MOP (vasektomi) dengan target total sebesar 10.500 akseptor. Rinciannya, MOP 552 akseptor. MOW 9.948 akseptor.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini