Di destinasi wisata itu para peserta juga mencoba sirih, menikmati pertunjukan Tari Paresean (Tari Perang suku Sasak) di mana di akhir pertunjukan para pembuat opini juga ikut menari bersama.
Pada kegiatan ini seluruh peserta dipastikan menjalankan dan telah memenuhi syarat protokol kesehatan berbasis berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability). Bahkan mulai dari peserta berangkat juga dilakukan prosedur Swab PCR test.
Protokol CHSE juga dipastikan dijalankan oleh seluruh industri pariwisata yang terlibat, mulai dari pengaturan jarak untuk penumpang pesawat AirAsia yang hanya diisi sejumlah maksimal 70 persen dari kapasitas kursi hingga restoran.
Selain juga destinasi wisata, hotel, dan pemandu wisata yang juga menjalankan protokol kesehatan berbasis CHSE, yaitu mengenakan masker, mencuci tangan, pengukuran suhu badan sebelum memasuki suatu tempat, dan menjaga jarak.
Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area III Kemenparekraf, Bulqis Chairina mengatakan, saat ini kepemilikan sertifikasi CHSE sangat penting bagi pelaku usaha hotel dan restoran. Menurutnya, hal tersebut berguna meningkatkan kepercayaan wisatawan dalam mengakselerasi pemulihan industri pariwisata domestik.
“Kami mengembangkan program yaitu Sosialisasi dan Sertifikasi CHSE karena memang jadi satu kegiatan Kemenparekraf. Kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan harus menyadari bahwa Covid-19 masih belum bisa hilang," ucap Bulqis.
Follow Berita Okezone di Google News
(put)