JAKARTA - Pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan impor LPG dengan berbagai cara. Salah satunya dengan pembangunan jaringan gas (jargas).
Tercatat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan jaringan gas bumi sebanyak 120.776 sambungan rumah yang tersebar di 21 kabupaten/kota pada tahun 2021.
Target tersebut pun akhirnya tercapai karena seluruh kontrak pembangunan jargas untuk rumah tangga sudah diteken.
Kontrak tahap I telah ditandatangani pada 10 Maret 2021 untuk lima paket jargas senilai Rp467,791 miliar sebanyak 60.875 SR.
Baca Juga: 60.875 SR Kontrak Jargas Tahap I Senilai Rp467,8 Miliar Diteken
Kontrak tahap II diteken 15 Maret 2021 senilai Rp137,13 miliar untuk membangun 15.440 SR. Jargas dibangun di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang sebanyak 8.541 SR, serta Kabupaten Banyuasin sebanyak 6.899 SR.
Kontrak tahap III-2021 dengan pembangunan jargas tersebut untuk 44.461 sambungan rumah (SR) dengan nilai Rp372,134 miliar. Dengan penandatanganan ini, berarti seluruh kontrak pembangunan jargas tahun ini yang dibagi dalam 10 paket telah diteken.
Gas bumi salah satu energi yang terus dikembangkan pemerintah. Sebab, dengan cadangan yang besar, gas bumi bisa dimanfaatkan untuk industri hingga rumah tangga.
Baca Juga: Kebutuhan Gas Diprediksi Meningkat, Arcandra: Naik 550 Juta Ton Tiap Tahun
Contohnya yakni dengan memasak menggunakan gas bumi melalui jargas. Selain jargas, ada beberapa pilihan seperti menggunakan LPG hingga kompor listrik. Namun, energi ini memiliki karakteristik masing-masing. Namun jika memakai gas bumi diklaim jauh lebih murah dibandingkan penggunaan LPG.
"Menurut saya yang lebih murah saat ini adalah gas bumi. Jauh jika dibandingkan LPG non subsidi. Kalau kompor listrik harus mengeluarkan biaya unutuk membeli peralatan masak yang sesuai karakter untuk kompor listrik," kata Mamit dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Sementara, dari sisi keamanan gas bumi lebih baik. Dengan pemasangan yang menggunakan pipa kemungkinan terjadinya bocor sangat kecil. "Tinggal pakai pipa disalurkan. Jadi jauh lebih aman dibandingkan LPG yang kemungkinan terjadi kebocoran. Kalau gas alam kalaupun ada kebocoran dia tidak terlalu menimbulkan ledakan karena tekanannya tidak besar," terangnya.
Follow Berita Okezone di Google News