TAHUKAH Anda jika setiap bulan Oktober adalah bulan Bulan Peduli Kanker Payudara. Secara statistik data, penyakit mematikan satu ini jelas adalah penyakit yang tak bisa dianggap remeh.
Dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan hingga akhir 2020 ada sebanyak 7,8 juta perempuan hidup didiagnosis mengidap kanker payudara dalam kurun waktu lima tahun terakhir. WHO juga mencatat pada 2020, ada 2,3 juta perempuan yang terdiagnosis kanker payudara dan sudah ada 685.000 kematian secara global.
Sementara untuk di Indonesia sendiri, data WHO mencatat ada 65.858 perempuan Indonesia yang terdiagnosis kanker payudara pada tahun 2020, sementara kematian perempuan di Indonesia akibat kanker payudara mencapai 22.430 orang.
Salah satu elemen penting dalam kanker payudara adalah biopsi, seperti disebutkan dr. Farida Briani Sobri, SpB(K)Onk, spesialis bedah onkologi, sayangnya di lapangan sebagian besar pasien masih takut untuk menjalani biopsi.
“Umumnya karena kurang pemahaman maka pasien cenderung takut untuk melakukan biopsi. Padahal biopsi tidak membuat sifat keganasan kanker berubah dan menyebabkan kanker menyebar. Biopsi justru sangat penting dilakukan untuk memperoleh diagnosis yang jelas,” ujar dr. Farida, dalam siaran media dari The Indonesian Cancer Information and Support Center (CISC).
Baca Juga : 3 Cara Deteksi Kanker Payudara agar Pengobatan Tak Terlambat
Diagnosis yang jelas sangat penting agar dokter bersama pasien bisa membuat skema treatment atau pengobatan yang tepat untuk pasien.
“Dengan hasil biopsi yang lengkap, misalnya dengan biopsi jarum inti (core biopsy), memungkinkan dokter bersama-sama dengan pasien membuat rencana pengobatan yang tepat untuk pasien sebelum terapi dilakukan,” tambah dr. Farida
Lalu apa sebetulnya yang dimaksud dengan biopsi? Biopsi sendiri adalah pemeriksaan histopatologi melalui biopsi, baku emas dalam diagnosis kanker payudara sehingga biopsi diindikasikan pada pasien dengan massa curiga ganas.
Follow Berita Okezone di Google News