KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan nomor izin edar alat kesehatan bernama Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) sebagai salah satu alternatif pengujian virus Covid-19. Alat ini dapat mendeteksi Covid-19 tanpa menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
Saat ini metode LAMP telah memiliki Nomor Izin Edar Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni Kemenkes RI AKD. Izin edar produk dengan merek dagang Qi-LAMP-O ini berlaku sampai Januari 2027.
Sebagaimana diketahui, metode LAMP ini menggunakan reaksi amplifikasi gen target. Reaksi LAMP berlangsung secara isothermal atau suhu konstan sehingga tidak memerlukan alat thermocycler atau alat PCR.
Metode ini hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam. Sehingga diagnosa hasil Covid-19 bisa diperoleh lebih cepat, namun dengan hasil seakurat PCR. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (ORIPT) BRIN, Agus Haryono, berencana menggandeng mitra dalam upaya melakukan produksi LAMP.
"Setelah keluar izin edar ini, maka selanjutnya BRIN akan melakukan perjanjian kerjasama lisensi dengan pihak mitra industri," kata Agus, saat dihubungi MNC Portal.
Nantinya mitra industri ini yang akan melakukan proses produksi dan menjual produk-produk LAMP tersebut. "Utamanya dijual ke klinik-klinik atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)," lanjutnya.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021, LAMP termasuk dalam kategori tes molekuler Nucleic Acid Amplification test (NAAT). Metode ini menjadi salah satu dari alternatif pengujian Covid-19, bersama PCR dan Tes Cepat Molekuler (TCM).
Peneliti Kimia BRIN, Tjandrawati Mozef, mengatakan bahwa LAMP menggunakan sampel ekstrak RNA hasil swab hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dengan presipitasi dan akurasi yang baik. LAMP bisa juga menggunakan alat real-time turbidimeter hasil inovasi riset BRIN.
Dalam kesempatan tersebut, Tjandrawati menjelaskan tentang keunggulan LAMP dibandingkan dengan PCR. Menurutnya selain tidak memerlukan alat deteksi PCR yang mahal, harga kit LAMP pun lebih murah.
Terkait dengan harga LAMP yang lebih murah ketimbang PCR, Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (ORIPT) BRIN, Agus Haryono, masih belum bisa memastikan kisaran harga untuk lamp. Namun, ia memastikan harga LAMP lebih murah ketimbang PCR.
Follow Berita Okezone di Google News