Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Muhammadiyah: Perang Rusia dan Ukraina Bukan karena Masalah Agama

Antara, Jurnalis · Jum'at 04 Maret 2022 13:31 WIB
https: img.okezone.com content 2022 03 04 620 2556266 muhammadiyah-perang-rusia-dan-ukraina-bukan-karena-masalah-agama-rMd9KH3IP9.jpg Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto: Ant)
A A A

JAKARTA - Perang Rusia dan Ukraina dinilai bukan karena masalah agama. Sehingga, umat Islam tidak perlu terpengaruh oleh provokasi dan propaganda kedua belah pihak yang berusaha mencari dukungan politik internasional.

"Peperangan Rusia dan Ukraina bukanlah karena masalah agama," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir melalui keterangan tertulis, Jumat (4/3/2022).

Oleh karena itu, kata Haedar, masyarakat serta umat Islam hendaknya tetap menjaga kerukunan dan persatuan dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

PP Muhammadiyah, menurut dia, sangat prihatin dengan peperangan Rusia dan Ukraina yang tidak sekadar menimbulkan kerusakan fasilitas publik, tetapi juga korban jiwa, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka.

"Sebagian korban adalah masyarakat sipil. Peperangan bukanlah jalan keluar menyelesaikan masalah," ucap Haedar.

Ia mendesak kedua belah pihak untuk dapat melakukan gencatan senjata dan mencoba mencari solusi damai melalui meja perundingan.

Selain itu, dia juga mendesak PBB, khususnya Dewan Keamanan, melakukan langkah-langkah untuk mengakhiri peperangan karena akan menimbulkan masalah yang kompleks, baik ekonomi, politik, kemanusiaan, perdamaian global, maupun masalah-masalah lainnya.

Follow Berita Okezone di Google News

PP Muhammadiyah, kata Haedar, memberikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia yang telah membuat seruan agar pertempuran diakhiri.

"Akan tetapi, pemerintah Indonesia hendaknya bisa lebih aktif dan proaktif terlibat dalam penyelesaian peperangan Rusia dan Ukraina, dan berbagai dampak yang ditimbulkannya," ujar dia.

Pada era tatanan dunia baru yang menjunjung demokrasi dan perdamaian, menurut dia, semestinya dibangun hubungan antarnegara dan bangsa yang lebih adil serta saling menghormati.

"Menjauhkan tindakan hegemoni dalam bentuk apa pun karena pada dasarnya semua negara dan bangsa di muka bumi ini memiliki kesetaraan," pungkas Haedar Nashir.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini