KASUS varian BA.2 atau Omicron Siluman di Brunei Darussalam, Bangladesh, India, dan China cukup tinggi angka kejadiannya. Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, angka kasusnya lebih dari 50 persen.
Meski kasusnya tinggi, menurut Siti Nadia, kenaikan kasusnya tidak signifikan seperti yang terjadi saat kemunculan Omicron di November 2021. Dengan kondisi tersebut, varian BA.2 masih bisa diminimalisir risikonya.
"Jadi, selama vaksinasi dosis lengkap plus booster dipercepat, kami berharap potensi BA.2 yang dikatakan lebih cepat menular 30% itu tidak akan menyebabkan lonjakan kasus," terang Siti Nadia dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/3/2022).
BACA JUGA : 252 Varian Omicron Siluman Terdeteksi di Indonesia, Lebih Cepat Menular!
Begitu juga dengan kekhawatiran bahwa varian BA.2 akan mengancam Lebaran 2022, Siti Nadia mengatakan, Kementerian Kesehatan tentunya akan terus memantau pergerakan varian BA.2 ini secara global.
"Kalau ditanya akan mengancam Lebaran 2022, kami perlu lihat lagi situasinya seperti apa nantinya," kata Siti Nadia.
BACA JUGA : Waspada! Ini Gejala Omicron Siluman yang Disebut WHO Lebih Menular
Tapi, melihat tren kasus dalam 2 minggu terakhir yang memperlihatkan penurunan kasus, Siti Nadia cukup optimis bahwa BA.2 tidak begitu mengancam.
"Kami cukup optimis bahwa selama 2 minggu belakangan ini, tren kasus konfirmasi terjadi penurunan, hanya beberapa provinsi di luar Jawa-Bali yang memperlihatkan peningkatan," tambahnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)
