Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Keren! Produk Ekonomi Kreatif NTT Unjuk Gigi pada 1st TWG 2022

Syifa Fauziah, Jurnalis · Sabtu 14 Mei 2022 12:50 WIB
https: img.okezone.com content 2022 05 14 620 2594097 keren-produk-ekonomi-kreatif-ntt-unjuk-gigi-pada-1st-twg-2022-iYYjqlbRQT.jpg Kopi nusantara (Kemenparekraf)
A A A

TOURISM Working Group 2022 telah resmi digelar pada 10-11 Mei 2022 di Sudamala Resort, Labuan Bajo, NTT. Tak hanya membahas beragam potensi wisata yang ditawarkan Indonesia, dalam acara tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno turut mempromosikan sejumlah produk UMKM NTT.

Salah satu produk yang berhasil mencuri perhatian para tamu undangan adalah pakaian tradisional yang dikenakan Menparekraf Sandiaga Uno berupa Tenun sutra Mandar Sureq Marasa hingga syal songke khas Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Pakaian itu juga dikenakan oleh Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh, dan Co Chair of Tourism Working Group, Iman Santosa.

 BACA JUGA: Kejuaraan Selancar Dunia Digelar Mulai 26 Mei, Menparekraf: Jangan Lupa Menyaksikannya!

Nah berbicara soal kain tenun sutra Mandar Sureq Marasa yang dikenakan Menparekraf Sandiaga saat membuka 1st Tourism Working Group secara daring ini adalah motif tenun baru dari Sulawesi Barat, yang merupakan gagasan dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat.

Menparekraf menyampaikan bahwa Kain Sureq Marasa salah satu produk ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pengrajin yang mayoritas dilakukan oleh ibu-ibu daerah pesisir Sulawesi Barat.

 

"Tenun Sutra Sureq Marasa dibuat dengan proses handmade dan ditenun dengan alat tradisional yang keseluruhannya dilakukan oleh tenaga manusia, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi," ujar Menparekraf.

Sementara itu, syal yang dikenakan Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh, dan Co Chair of Tourism Working Group, Iman Santosa merupakan songke khas Manggrai, NTT, ini adalah kain tenun yang wajib dikenakan saat acara-acara adat. Antara lain saat kenduri (penti), membuka ladang (randang), hingga saat musyawarah (Nempung).

 BACA JUGA: Sandiaga Dukung Konversi Ruang Publik Jadi Etalase Pelaku Ekraf Seni Rupa

Motif yang dipakai pun tidak sembarang. Setiap motif mengandung arti dan harapan dari orang Manggarai dalam hal kesejahteraan hidup, kesehatan, dan hubungan, baik antara manusia dan sesamanya, manusia dengan alam maupun dengan Sang Pencipta.

Tak hanya pakaian tradisional yang dihadirkan, produk subsektor kuliner khas NTT pun turut ditampilkan pada 1st TWG 2022. Hadirnya ragam produk ekraf pada 1st TWG 2022 di Labuan Bajo ini diharapkan bisa mengenal keragaman dan keunikan budaya Indonesia kepada para delegasi G20.

Follow Berita Okezone di Google News

Direktur Utama BPOLBF (Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores) Shana Fatina mengatakan hadirnya produk-produk ekraf pada ajang 1st TWG 2022 ini menjadi sarana promosi efektif kepada para delegasi.

"Display yang kami tampilkan pada ajang ini dikemas dengan menarik, seperti kopi khas NTT, ada 4 jenis kopi yang ditawarkan yaitu Juria, Robusta, Arabica, Yellow Catura. Kopi Robusta Manggarai dan Arabica Manggarai serta Arabica Bajawa telah memiliki sertifikasi indikasi geografis sehingga memiliki nilai yang tinggi dan dapat memberi manfaat lebih bagi petani kopi," ujar Shana Fatina.

Selain kopi, Shana menambahkan terdapat hampers eksklusif produk dari 11 Kabupaten Floratama, antara lain madu dari Lembata, Sirup Gula Sorghum Flores Timur, Teh Herbal dari Manggarai, Kopi Arabika Juria dari Manggarai Timur, Coconut Chips dari Nagekeo, Biji Kakao Manis dari Sikka, Sambal Nanas dari Ende, Kopi Arabica Bajawa dari Ngada, Kacang Kenari Kakao Kayu Manis dari Alor, Kacang Mete Caramel dari Bima, dan juga Gula Aren Kristal dari Mabar.

Dekorasi atribut meeting pun ditata sedemikian rupa dari songke Manggarai yang ditenun oleh para perempuan Flores. Ada juga patung komodo handmade dari masyarakat, menunjukkan kekuatan ekraf berbasis masyarakat di Labuan Bajo.

"Kami juga tampilkan materi promosi lainnya, seperti buku Kopi Flores, buku dan foto-foto proses pembuatan dan penggilingan kopi serta pemutaran video promosi pariwisata Labuan Bajo yang menggambarkan keindahan alam, keunikan budaya, serta kekuatan pariwisata berkelanjutan pada sesi TWG tersebut," tandasnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini