Dalam pelaksanaannya, Sigit mengatakan perlu adanya kerjasama dan adanya fasilitas. Guna mendorong masyarakat bisa me-resycle dan menerapkan konsep ekonomi sirkular, yang bisa membangun ekonomi masyarakat.
"Nah kegiatan itu membentuk ekonomi, sehingga tidak ada pembuangan. perlu difasilitasi oleh market place dan pengusaha lain yang bisa diolah kembali," tambah Sigit
Sekadar informasi, data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan, saat ini dunia memproduksi 400 miliar ton sampah plastik setiap tahun. Sebanyak 85 persen sampah laut berasal dari sampah plastik. PBB memprediksi angka ini akan terus naik, hingga pada 2040 akan naik hampir tiga kali lipat, di mana 23-27 juta metrik ton sampah dibuang ke laut per tahun, yang berarti 50 kilogram plastik per meter di sepanjang garis pantai.
Oleh karena itu, organisasi internasional seperti PBB, Bank Dunia, dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyerukan pengendalian penggunaan plastik sekali pakai. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pajak atau cukai.
Akhirnya banyak negara yang mulai menerapkan berbagai kebijakan pengendalian plastik, di antaranya melarang penggunaan plastik sekali pakai. Beberapa negara yang melarang sampah plastik adalah China, Bangladesh, Afrika Selatan, Rwanda dan Italia.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)