Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Ancaman Krisis Pangan, Menteri Pertanian G20 Bahas Harga Pupuk

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis · Rabu 12 Oktober 2022 14:07 WIB
https: img.okezone.com content 2022 10 12 620 2685633 ancaman-krisis-pangan-menteri-pertanian-g20-bahas-harga-pupuk-u7GNqY4Pxz.jpg Ancaman Krisis Pangan, Menteri Pertanian G20 Bahas Harga Pupuk (Foto: Kementan)
A A A

JAKARTA - Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 membahas melonjaknya harga pupuk global pada forum Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting (JFAMM) yang digelar di Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada Selasa waktu setempat.

Hampir seluruh negara disebut membahas persoalan pupuk, mulai dari Amerika Serikat, China, India, Kanada, dan lembaga internasional lainnya, seperti WBG, FAO, IMF, UN WFP dan WTO.

Dinamika geopolitik internasional, terutama perang Rusia-Ukraina, menjadi salah satu penyebab tingginya harga bahan pupuk dunia. Sehingga, hal itu berdampak pada meningkatnya harga pupuk di tingkat nasional maupun global.

"Dampak negatif dari pandemi Covid-19 dan krisis geopolitik di Ukraina berdampak terhadap sistem pertanian dan pangan global. Salah satu akibat yang dirasakan adalah terganggunya ketersediaan, serta meningkatnya harga pangan dan pupuk. Semua pihak sepakat menyerukan perlu segera diupayakan penyelesaian konflik secara damai," kata Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pasokan Pupuk Pemicu Utama Krisis Pangan Tahun Depan

Forum JFAMM menjadi kesempatan berharga bagi Indonesia untuk berbagi pengalaman terkait bagaimana strategi dan upaya dalam menekan ancaman krisis pangan.

“Indonesia telah menyusun strategi untuk mengatasi ancaman krisis pangan, strategi tersebut berupa peningkatan kapasitas produksi utamanya komoditas pangan yang berdampak inflasi, penurunan importasi, substitusi impor, dan meningkatkan ekspor pangan,” katanya.

 Krisis

Follow Berita Okezone di Google News

Dalam pertemuan tersebut, Mentan Syahrul juga mendorong hasil Pertemuan Menteri Pertanian G20 (Agriculture Working Grup/AWG G20) agar menjadi kesepakatan bersama, terutama bahwa pangan adalah hak asasi yang harus dijaga supaya tidak ada kelaparan di dunia.

"Krisis pangan harus terantisipasi, dan bagaimana kita menemukan kerja sama yang kuat antar negara untuk mencegahnya. Pangan adalah human right, oleh karena itu tidak boleh ada barrier antar negara atas alasan apapun," terang Mentan.

Pertemuan JFAMM G20 ini turut menghasilkan komitmen Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 untuk menghadirkan solusi bersama dalam bentuk skema pendanaan global untuk penanganan tiga isu prioritas sektor pertanian dan pangan.

Di antaranya, sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, transparan, dan non-diskriminatif untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi semua. Dan, ketiga mempromosikan kewirausahaan pertanian inovatif melalui pertanian digital untuk meningkatkan penghidupan petani di pedesaan.

Selain hadir pada kegiatan JFAMM, Mentan juga melakukan pertemuan bilateral dengan perwakilan Bank Dunia (World Bank). Pertemuan tersebut ditujukan untuk memperkuat kerja sama pengembangan sektor pertanian antara Indonesia dengan Bank Dunia.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini