Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Pengusaha Dukung Hilirisasi Tidak Hanya di Sektor Pertambangan

Mutiara Oktaviana, Jurnalis · Senin 06 Maret 2023 13:40 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 06 620 2776157 pengusaha-dukung-hilirisasi-tidak-hanya-di-sektor-pertambangan-CmMoltpteJ.jpg Ilustrasi Hilirisasi (Foto: Okezone.com)
A A A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada pemimpin Indonesia ke depan untuk meneruskan hilirisasi. Hal itu dikarenakan program yang dijalankan telah membuka hingga 10,5 juta lapangan pekerjaan

Harapan Presiden Jokowi agar penerusnya kelak tetap melanjutkan program hilirisasi di segala bidang demi kemajuan bangsa disambut baik oleh pengusaha.

“Kami (pengusaha) berharap pesan Presiden kepada penerusnya dapat diwujudkan karena investasi untuk hilirisasi di pertambangan merupakan investasi jangka panjang. Maka itu stabilitas kebijakan sangat kami butuhkan”, kata Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama, Derian Sakmiwan pada keterangan tertulisnya, Senin (6/3/2023).

Hilirisasi terutama di sektor pertambangan seperti yang dilakukan Ceria memberikan kontribusi lebih besar kepada negara. Ceria yang berfokus di tambang nikel melaksanakan program hilirisasi dengan memanfaatkan energi terbarukan.

Selain itu, Derian juga mengapresiasi ketegasan Presiden Jokowi yang akan memperluas program ini bukan hanya di pertambangan tetapi juga ke sektor lainnya.

“Komitmen pemerintah untuk terus melakukan hilirisasi tidak hanya di pertambangan perlu diapresiasi dan didukung oleh seluruh stakeholders agar kekayaan bangsa ternikmati oleh rakyat Indonesia” tambah Derian.

Follow Berita Okezone di Google News

Ceria sebagai salah satu perusahaan lokal Indonesia yang bergerak di sektor pertambangan khususnya nikel, telah memulai pembangunan smelter nikel di Sulawesi Tenggara.

Smelter yang dibangun Ceria, rencananya memiliki empat line dengan total produksi ditargetkan mencapai 252.000 ton ferronickel (FeNi) dengan kadar nikel 22%. Smelter Ceria menggunakan teknologi terkini Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang diyakini memiliki efisiensi yang tinggi dan umur produksi yang lebih panjang.

Selain smelter dengan teknologi RKEF ini, dalam waktu dekat Ceria juga akan membangun pengolahan bijih nikel dengan metode pelindian dan mengadaptasi teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) dalam 2 tahap dengan masing-masing kapasitas setiap tahap adalah 156.000 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) setiap tahunnya dengan 62,400 ton nikel dan sekitar 6.200 ton cobalt.

Dengan demikian total produksi MHP setelah semua tahapan selesai dibangun akan mencapai 312.000 ton MHP per tahunnya.

Produk FeNi yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut untuk memproduksi Stainless Steel dan produk turunan lainnya (consuming needs). Adapun MHP, nickel matte dan nickel sulphate dapat digunakan untuk memproduksi bahan baku baterai.

Derian yakin, komitmen pemerintah terkait hilirisasi sumber daya alam bisa menjadikan iklim investasi menggeliat. Apalagi, Indonesia memiliki banyak bahan baku untuk energi hijau. “Hilirisasi ini bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pasca program hilirisasi ekspor nikel yang awalnya menyumbang Rp17 triliun meningkat hingga Rp450 triliun.

Peningkatan ini terjadi berkat pengolahan nikel menjadi barang jadi dan setengah jadi. Proses pengolahan inilah yang memungkinkan negara mendapatkan penerimaan lain dari pajak penghasilan, pajak PPN, penerimaan bukan pajak, bea ekspor, dan pajak karyawan.

Jokowi juga menambahkan bahwa peningkatan penerimaan negara tentu saja dapat meningkatkan pembiayaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti pembiayaan pembangunan desa.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini