Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Penyakit Kencing Tikus Serang Jawa Timur, 9 Orang Sudah Meninggal Jadi Korban

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Rabu 08 Maret 2023 13:45 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 08 620 2777494 penyakit-kencing-tikus-serang-jawa-timur-9-orang-sudah-meninggal-jadi-korban-iSmryuZb01.jpg Ilustrasi Kencing Tikus. (Foto: Shutterstock)
A A A

MUSIM hujan yang cukup ekstrem dalam beberapa minggu terakhir memang menimbulkan banyak masalah kesehatan. Beberapa penyakit seperti Demam Berdarah (DB), Gatal-gatal, Flu memang kerap menghantui.

Tapi, jangan salah selain penyakit-penyakit itu ada juga penyakit yang cukup berbahaya loh yakni Leptospirosis atau kencing tikus. Pasalnya, ketika musim hujan banyak tanaman liar, seperti gulma yang membuat banyak tikus berkembangbiak.

Inilah yang terjadi di Jawa Timur, yang diserang penyakit kencing tikus atau Leptospirosis. Hingga 5 Maret 2023, kejadian kasus sudah menembus angka 249 dengan 9 orang di antaranya meninggal dunia.

Angka kejadian ini cukup tinggi, mengingat data Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat bahwa sepanjang 2022, kasus Leptospirosis itu sebanyak 606 kasus. Sementara, ini baru 3 bulan di 2023, kasusnya sudah sepertiga dari total kasus tahun lalu.

Sebaran penyakit ini di Jawa Timur antara lain di Kabupaten Pacitan 204 kasus dengan 6 kasus meninggal dunia. Lalu, kejadian juga dilaporkan di Kabupaten Probolinggo 3 kasus dengan jumlah kematian 2 orang.

Kemudian, Kabupaten Gresik 3 kasus, Kabupaten Lumajang 8 kasus, Kota Probolinggo 5 kasus dengan kematian 1 orang, Kabupaten Sampang 22 kasus, dan Kabupaten Tulungagung 4 kasus.

Karena tingginya angka kejadian, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada masyarakat Jatim agar menjaga kebersihan diri selama musim hujan. Selain itu, diminta tidak menunda pergi ke dokter jika sakit.

Ya, bagi masyarakat yang merasakan gejala terkait dengan Leptospirosis disarankan segera memeriksakan diri. Gejala tersebut antara lain demam (>38°C), nyeri kepala, nyeri otot, malaise (lelah), serta mata tampak merah atau kekuning-kuningan. "Mirip dengan demam berdarah, jika tidak segera tertangani, pasien terjangkit bisa meninggal dunia," kata Khofifah dalam pernyataan resminya, Rabu (8/3/2023).

Follow Berita Okezone di Google News

Dia melanjutkan, "Di musim hujan ini, bukan hanya DBD atau flu yang perlu diwaspadai, tapi juga Leptospirosis. Karena itu, kita harus waspada agar jangan sampai kita abai atas problem kesehatan ini," katanya.

Penyakit Leptospirosis dapat ditemukan setiap waktu, tapi kemungkinannya meningkat saat musim hujan seperti sekarang. Penyakit ini menyebar melalui urin dari hewan yang terinfeksi bakteri dan mengontaminasi lingkungan terutama di area yang terdapat genangan air, pun menyebar lewat kontak dengan kulit yang luka atau mukosa.

"Pada umumnya, hewan yang terinfeksi bakteri ini tidak mati, namun pada manusia bisa menyebabkan kematian," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono.

Selain itu, penyakit ini bisa menyebar melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan terinfeksi. Diketahui, hewan pembawa bakteri leptospira antara lain tikus, sapi, babi, dan lain sebagainya. Tetapi tikus jadi sumber penyebab utamanya.

Erwin melanjutkan, penting bagi setiap orang agar meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) saat musim hujan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir karena banyak penyakit yang dapat ditimbulkan.

Guna mengendalikan kasus Leptospirosis di Jawa Timur, Kadinkes Jatim diketahui telah menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini dengan pelaporan melalui SKDR yang sudah diverifikasi. Selain itu, diinstruksikan agar melakukan koordinasi atau jejaring dengan lintas program dan lintas sektor terkait penanganan Leptospirosis.

Dinkes Jatim juga telah menyiapkan ketersediaan RDT leptospirosis di masing-masing kabupaten atau kota untuk mempermudah diagnosis serta mensosialisasikan tatalaksana pengobatan Leptospirosis.

“Kejadian Leptospirosis tidak hanya berkaitan dengan banjir, tapi berkaitan juga dengan air yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri leptospira, seperti tikus, sapi, atau babi yang ada di sekitar lingkungan manusia," katanya.

"Tak hanya itu, penularan Leptospirosis bisa terjadi melalui kontak erat dengan binatang ternak yang terinfeksi dan terjadi pada pekerjaan yang berpotensi kontak dengan sumber infeksi," tambah Erwin.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini