SEBUAH studi oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menemukan kasus obesitas meningkat selama pandemi Covid-19. Kasus obesitas pada anak dan remaja meningkat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Kementerian Kesehatan RI juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai peningkatan kasus obesitas anak akibat pandemi. Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, dr Frida Soesanti Sp.A(K) menjelaskan sebagian besar kasus obesitas pada anak disebabkan oleh faktor eksogen (dari luar).
“Penyebabnya, makan berlebihan dan kurang aktivitas fisik,” ujar dr Frida dalam keterangan resminya.
Aktivitas anak terbatas di rumah saja. Untuk mengatasi rasa bosan pada anak, tak jarang orang tua berusaha menyenangkan anak dengan membelikan makanan tinggi kalori, ataupun minuman manis. “Sementara itu, sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan gawai. Akhirnya kalori yang masuk melebihi kalori yang keluar,” imbuhnya.
Alhasil, perlahan tapi pasti anak pun menggemuk. Meski pandemi sudah mulai terkendali, sayangnya kebiasaan makan yang kurang baik serta minimnya aktivitas fisik selama pandemi, terlanjur terbentuk. Butuh keseriusan dari orang tua untuk mengembalikan pola makan anak menjadi lebih sehat, serta mendorong mereka untuk lebih aktif.
“Perbaikan pola makan tidak ada gunanya tanpa aktivitas fisik. Tidak perlu ambisius dengan olahraga khusus. Ajak anak bergerak selama 30 menit sudah cukup. Ketika endurance sudah baik, baru ditambah intensitasnya,” tuturnya dr Frida.
Baru-baru ini, mencuat kasus anak berusia 16 bulan yang mengalami obesitas dan kental manis dituding menjadi penyebabnya. Menurut dr. Frida, tidak ada satu makanan tunggal yang bikin gemuk. “Tidak ada. Prinsipnya adalah makanan yang masuk berlebihan, dan hanya sedikit yang dikeluarkan,” tegasnya.
Follow Berita Okezone di Google News