Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Hari Malaria Sedunia 2023, WHO Sebut Hampir 90% Kasus di Indonesia Berasal dari Papua

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Selasa 25 April 2023 12:31 WIB
https: img.okezone.com content 2023 04 25 620 2803543 hari-malaria-sedunia-2023-who-sebut-hampir-90-kasus-di-indonesia-berasal-dari-papua-9njoYya1TH.jpg Nyamuk Malaria. (Foto: Shutterstock)
A A A

HARI Malaria Sedunia diperingati pada 25 April setiap tahunnya. Di 2023, tema yang diusung adalah 'Waktunya Mewujudkan Bebas Malaria: Investasi, Inovasi, dan Implementasi."

Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Hari Malaria Sedunia 2023 memfokuskan pada I ketiga yaitu implementasi, terutama menjangkau populasi terpinggirkan dengan alat dan strategi yang tersedia saat ini.

Catatan WHO menunjukkan bahwa kasus malaria masih cukup tinggi di Indonesia. Per 2021, dilaporkan 811.636 estimasi kasus malaria baru di Indonesia. Estimasi kematian akibat malaria mencapai 1.412 kasus.

"89% dari kasus malaria di Indonesia terjadi di Provinsi Papua," terang WHO dalam laman resminya, dikutip MNC Portal, Selasa (25/4/2023).

Kasus malaria yang masih cukup tinggi di Indonesia perlu disikapi serius oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah. WHO menjelaskan bahwa kini sejumlah vaksin malaria sedang dikembangkan dan diharapkan itu bisa mencegah kejadian kasus baru.

Vaksin malaria yang sedang dikembangkan itu seperti vaksin RTS,S yang mana banyak vaksin ini menyasar parasit malaria sebelum masuk ke hati manusia. Hati adalah tempat parasit malaria berkembang biak dengan cepat.

Kandidat vaksin malaria berikutnya adalah R21 yang menurut WHO baru saja menyelesaikan uji klinis Fase 3.

"Vaksin malaria jenis lain berupaya menghentikan penularan parasit malaria, dan yang lainnya lagi untuk melindungi wanita yang sedang hamil," jelas WHO.

Follow Berita Okezone di Google News

Gak cuma vaksin, diagnostik baru juga sedang dikembangkan. Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah diagnosis non-invasif menggunakan air liur dan urin.

Lalu, untuk mengatasi masalah seputar penghapusan gen HRP2/3 yang membahayakan kinerja RDT yang mendeteksi malaria P. falciparum, para peneliti mengejar pengembangan diagnostik menggunakan biomarker alternatif.

"Sistem kesehatan yang kuat adalah tulang punggung kesuksesan pengentasan malaria. Sistem kesehatan perlu direorientasi secara radikal menuju perawatan kesehatan primer di Puskesmas," kata WHO.

"Memanfaatkan Puskesmas akan memungkikan intervensi kesehatan di tingat masyarakat lebih masif dan ini akan memperluas jangkauan layanan kesehatan," tambah WHO.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini