Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Benarkah Anak Muda Sudah Tak Mau Jadi Pengerajin Batik?

Dimas Andhika Fikri, Jurnalis · Senin 02 Oktober 2023 15:22 WIB
https: img.okezone.com content 2023 10 02 620 2893384 benarkah-anak-muda-sudah-tak-mau-jadi-pengerajin-batik-zqcdwk41P3.jpg Pengerajin Batik. (Foto: Instagram)
A A A

Founder Batik Concept lainnya Juan Sidharta dan Gisella Budiono mengatakan, ada beberapa cara untuk membuat industri batik kembali bergairah dan diminati generasi muda. Cara paling sederhana adalah dengan menggencarkan edukasi, promosi, serta meregenasi demand dari batik itu sendiri. Edukasi dan promosi harus selalu digalakkan agar generasi muda semakin paham nilai-nilai dari warisan budaya Indonesia. Peran pemerintah di sini pun sangat penting untuk memfasilitasi sekaligus mendukung event-event bertema batik atau wastra Nusantara.

“Kalau anak muda sering terekspos dengan dunia batik, makin lama mereka bisa mengerti valuenya, dan mengerti betapa rumitnya membatik. Itulah sebabnya diperlukan edukasi dan promosi karena semua bersinergi dalam creating a demand. A demand for batik. Ketika demand naik otomatis upah pengrajin batik bisa lebih tinggi juga, dan ini berkesinambungan dengan kesejahteraan para pengrajin batik,” ujar Juan Sidharta.

“Kami sendiri sudah berulang kali meluncurkan campaign agar anak-anak muda tertarik mengenakan batik dalam kegiatan sehari-hari mereka. Jika dilakukan secara konsisten dan mengikuti perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan regenerasi pengrajin batik akan kembali berjalan,” tambahnya.

Meskipun harga batik tulis cenderung lebih mahal dibandingkan batik cap atau print, Gisella mengatakan ada alasan tersendiri mengapa ia dan kedua partnernya memilih produk batik tulis sebagai lini bisnis utama mereka. “Kami memang lebih memilih batik tulis karena teknik membatik itulah yang kami mau lestarikan. Jangan sampai terus menjadi dying tradition. Di samping itu, kami juga mau mendukung home industry khususnya para pengrajin yang menggantungkan hidupnya dari membatik,” ungkap Gisella.

“Namun terlepas dari itu semua, kami berharap dan selalu mendorong anak-anak muda untuk bangga mengenakan batik. Any batik is ok, even better if we can preserve our cultural inheritance by promoting batik tulis. Kenapa saya bilang any batik is ok, karena memang batik tulis itu mahal, tidak semua orang mau sisihkan budget untuk beli batik tulis,” tandasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini