Kumpulan Berita
Perlawanan Kerajaan Bone memang melanjutkan perlawanan ke Belanda dengan berbagai cara.
Pada tahun 1824 Belanda memang mengirimkan ekspedisi militernya ke daerah-daerah tersebut. Pada tahun 1824 Belanda mengirimkan ekspedisi militernya ke wilayah Suppa dan Tanete.
Belanda akhirnya memusatkan kekuatan menyerang Imam Bonjol dn pasukannya, pada 1834. Langkah pertama Belanda yakni memutus akses jalan-jalan menuju markas pusat di pesisir pantai.
Serangan Kaum Padri memang sempat membuat kapten pasukan Belanda itu tewas.
Pangeran Diponegoro memang beberapa kali dipanggil oleh sang residen Belanda di Yogyakarta itu untuk menghadapnya. Tapi panggilan itu tak digubris sang pangeran.
Namun soal perlawanan ke Belanda mereka satu suara.
Komisaris Pemerintah Kolonial (Regeeringscommissaris) untuk Yogyakarta dan Residen Surakarta kala itu, Baron Huibert Gerard Nahuys van Burgst, langsung ke Ngawi untuk memantau kondisi di Blora.
Bahkan desakan Belanda untuk Keraton Yogyakarta menangkap Raden Ronggo Prawirodirjo III begitu kuat, ketika pemberontakan dan kekacauan bermunculan di Ponorogo.