Kumpulan Berita
Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera dan Aceh kembali membuka persoalan serius soal kerusakan lingkungan di kawasan tersebut. Bencana tersebut menyulut perdebatan soal kebijakan kehutanan pemerintah. Sejumlah pihak menilai kerusakan lingkungan adalah akumulasi masalah lama.
Presiden RI, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa pemerintah bergerak cepat dalam menangani musibah yang melanda kawasan Pulau Sumatera. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat, utuh, dan mampu menghadapi berbagai cobaan.
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menyoroti penyebab bencana yang melanda Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatera. Menurutnya, bencana tersebut bukan hanya dipicu oleh perubahan iklim ekstrem, tetapi juga diperparah oleh ulah manusia yang merusak lingkungan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, bahwa jumlah korban meninggal akibat bencana di wilayah Sumatera mencapai 867 orang. Sementara itu, 521 jiwa lainnya masih hilang dan proses pencarian terus dilakukan.
Panitia Natal Nasional 2025 terus menyalurkan bantuan untuk warga terdampak banjir dan longsor di Sumatera Barat. Setelah sebelumnya mendistribusikan 1.600 paket sembako di Kabupaten Agam dan Kota Padang, kali ini bantuan diberikan kepada warga di Desa Korong Sipinang, Kecamatan Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.
Yuni Efnita (40), warga Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Agam, Sumatra Barat, masih merasa bersalah terhadap 15 karyawannya karena bencana banjir dan longsor menghancurkan tempat usahanya.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni membentuk tim khusus untuk menelusuri asal-usul kayu gelondongan yang ikut terbawa banjir Sumatera.
Distribusi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah wilayah yang terdampak bencana di tiga provinsi Sumatera mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.